Seseorang yang memahami apapun yang terjadi setiap saat dan terus berusaha menyadari bahwa pada hakekatnya semua peristiwa adalah tidak kekal, maka penderitaan tidak akan menjadi bagian dari dirinya.
Dalam hal ini seseorang harus benar-benar memahami kejadian yang penting dan mengelolah batinnya sendiri. Daripada melihat di luar dari diri kita dan membiarkan banyak energi terbuang percuma, lebih bagus jika kita bisa melihat ke dalam diri.
Kebahagiaan itu ada dalam diri kita sendiri, jika kita mengharapkan dari luar maka kita akan kecewa dan tidak akan menemukannya. Intinya ketika kesadaran kita kuat maka apa pun yang terjadi, kita dapat memahami dan meresponnya. Dengan demikian maka kebahagiaan akan menjadi milik kita.
Tugas diri kita adalah terus latihan agar lebih bahagia dalam kehidupan ini, sepertinya rugi jika kita tidak mendapatkan kebahagiaan dalam hidup ini. Semua orang punya hak untuk bahagia.
Intinya, kita harus bersyukur dalam kondisi apa pun. Dengan bersyukur membuat kita bisa mejalani hidup dengan lebih baik dan lebih memahami kehidupan.
Masalah pasti ada, tapi bagaimana kita mesespon masalah itu yang paling penting. Jadi, kalau orang bilang tidak ada masalah itu mungkin keliru.
Merespon masalah yang kurang baik dan mengubahnya menjadi baik itu yang membuat hidup lebih bahagia.
Jadi, intinya kita yang memegang peranan penting dalam kebahagiaan kita, bukan orang lain. Bukan suami, bukan anak, bukan siapa pun, tetapi dir kitalah yang membuat kita berbahagia.
Memahami, menerima dan merespon masalah yang menjadi nilai penting dalam perkembangan batin seseorang.
Seperti tertulis dalam Dhammapada 201.
"Kemenangan menimbulkan kebencian dan yang kalah hidup dalam penderitaan. Setelah dapat melepaskan diri dari kemenangan dan kekalahan, orang yang penuh damai akan hidup bahagia."