Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengapa Aku Menulis Puisi Dhamma

16 Februari 2023   05:55 Diperbarui: 16 Februari 2023   06:03 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Aku Menulis Puisi Dhamma (gambar: endangeredalphabets.net, diolah pribadi)

Akhir kata semoga Dhamma tetap lestari di bumi Indonesia ini.

Semoga kita semua berkembang di jalan Dhamma. Jadi, mari kita bina diri kita masing-masing untuk menjadi insan yang baik dan bermoral dengan selalu berpegang pada kebenaran ajaran Buddha.

Demikian sekilas tentang menulis puisi Dhamma dari saya. Semoga bermanfaat, bisa dipahami, dan dimaknai. Terima kasih

**

Mojokerto, 16 Februari 2023
Penulis: Lily Setiawati Utomo, Kompasianer Mettasik

Penulis Puisi Dhamma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun