Kalau di Barat ada RIP (Rest In Peace -- Beristirahat dalam Damai), umat Buddha boleh juga menuliskan yang setara yaitu Sugating Upapajjatu (Semoga Terlahir di Alam Bahagia).Â
Tulisan berikutnya dalam karangan bunga menunjukkan 'kedekatan' dengan yang meninggal dan keluarganya. Kalau yang meninggal kurang begitu dikenal misalnya ayah seorang teman yang tinggal di kota lain, mungkin dapat dituliskan ungkapan: 'Turut Berkabung atas wafatnya Bapak ..........'Â
Kalau yang meninggal dan keluarganya dikenal baik sehingga merasa turut berduka maka dapatlah dituliskan :'Turut Berdukacita atas wafatnya........' atau 'Turut Berbelasungkawa atas wafatnya ......'
Kalau yang meninggal merupakan orang yang sangat dihormatinya dan kematiannya menimbulkan samvega seperti dalam pengertian di atas maka dapat dituliskan di karangan bunga atau di amplop duka: 'Bersamvegacitta atas wafatnya ........'
Kalau mengetahui dalam batin keluarga yang ditinggalkan timbul samvega boleh ditulis 'Turut Bersamvegacitta atas wafatnya ......' Kalau dalam batin keluarga yang ditinggalkan tidak timbul samvega, tentu tidak bisa menuliskan Turut Bersamvegacitta..........lha nurut siapa?Â
**
Jakarta, 10 Februari 2023
Penulis: Dharma Kumara Widya, Kompasianer Mettasik
Menghormat dan Rendah Hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H