Dhamma ajaran Sang Buddha bukanlah sekedar pengetahuan untuk diketahui tapi panduan menjalani hidup. Petunjuk yang dibabarkan tidak sekedar untuk diyakini tapi dijadikan dasar mengubah perilaku demi tergapainya harapan -- berakhirnya penderitaan. Karenanya dhamma tidak seharusnya hanya diamalkan di luar jam kerja, di akhir pekan atau di sela-sela rutinitas. Kebajikan berlaku setiap saat, pada semua orang dan dalam segala kondisi.
Itulah sumber semangat hidup.
Sebagai karyawan kita berbuat kebajikan ketika mendukung atasan, membantu sesama rekan kerja dan melayani pelanggan. Sebagai pedagang kita berbuat kebajikan ketika kita adil dalam setiap transaksi, menjaga kualitas produk, dan atau layanan, serta menjaga kepuasan pelanggan. Sebagai perumah tangga kita berbuat kebajikan ketika kita mendukung sanak keluarga, merawat rumah beserta isinya dengan baik. Dan tentu saja segala puja bakti, kegiatan sosial dan dana yang kita lepaskan akan menggenapi semangat berbuat kebajikan dengan keikhlasan tanpa pamrih (Caga).
Dengan daya upaya (samma vayama) yg dilandasi semangat (virya) yang langgeng, yakinlah kebahagiaan yang diharapkan akan tergapai seiring dengan berkurangnya penderitaan.
Semoga celotehan tertulis saya ini menumbuhkan semangat yang sempat kendor, mengembalikan kepercayaan diri yang kadung melorot atau menginspirasi tujuan hidup yang sarat dengan pilihan duniawi ini...
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata
Semoga semua Mahluk Berbahagia.
*Adhitthana (Tekad) Oleh Ven YM. Bhante Sri. Pannavaro Mahathera. | Tisarana.Net
Penafian:
Opini dalam artikel ini meski terinspirasi ajaran Agama Buddha mahzab Theravada adalah murni buah pikir pengarang sendiri yang tidak mewakili organisasi, mahzab atau ajaran manapun.
**
Jakarta, 18 Januari 2023
Penulis: Paul Bhinneka, Kompasianer Mettasik