Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Praktik Latihan Kesabaran Tingkat Dewa di India

7 Januari 2023   05:55 Diperbarui: 7 Januari 2023   06:07 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesabaran tingkat dewa? 

Wah... ini pasti sesuatu yang sangat luar biasa, karena seperti diyakini oleh kebanyakan orang bahwa dewa adalah makhluk yang lebih tinggi derajatnya dibanding manusia. Artinya, ketika dikatakan praktik latihan kesabaran tingkat dewa di India, pasti ada sesuatu peristiwa yang luar biasa yang dialami teman-teman yang baru saja menjalankan Dharmayatra ke India -- Nepal.

Mari simak kisahnya.

Pada hari Sabtu, 10 Desember 2022, rombongan Dharmayatra Tour Banten harus meninggalkan India dengan pesawat Malindo Air di Bandara Delhi atau Bandara Internasional Indira Gandhi di Delhi, India.

Kami tiba pukul 17.00 waktu setempat di mana masih ada lima jam sebelum take off  dengan harapan bisa bersantai dan menikmati suasana di bandara.

Alih-alih bersantai, di awal turun dari bus saja, kami sudah melihat begitu banyak calon penumpang di luar maupun dalam ruang tunggu bandara yang membuat kami sedikit cemas dengan begitu banyaknya kerumunan. Tapi kami masih berbesar hati karena biasanya imigrasi untuk foreigner terpisah dengan warga lokal.

Begitu selesai check-in, EO (Event Organizer) Dharmayatra Tour kami membagi menjadi tiga kelompok kecil untuk langsung ke Imigrasi. Kebetulan saya mendapat tugas memimpin kloter pertama berjumlah 16 orang.

Saat sampai di bagian Imigrasi, harapan kami mengenai pemisahan pengecekan imigrasi terpisah antara foreigner dan warga lokal ternyata tidak sesuai. Pengecekan dilakukan tercampur dan antrian sudah mengular antara orang asing dengan warga lokal yang akan bepergian dengan pesawat. Hati mulai was-was walaupun masih ada empat jam sebelum take off, karena kami semua juga belum makan siang dan berharap dapat makan dengan santai di bandara.

Saya dengan kelompok mulai mengantre diantara warga lokal India dan juga para biksu dari Vietnam, mulai melatih kesabaran karena kurangnya counter imigrasi dibandingkan jumlah penumpang yang sangat membeludak.

Di saat mengantre itu, saya melihat satu insiden, dimana ada satu orang pria warga India yang masuk memotong antrean dan dipergoki oleh petugas yang berjaga. Saya terkagum dengan tindakan yang dilakukan, karena orang yang memotong antrean itu dibawa ke kantor dan diambil paspornya.

Waktu terus berjalan dan sekitar satu jam mengantre, kami akhirnya melewati petugas imigrasi bersama-sama dengan baik. Lalu kami mengantre kembali di bagian security screening yang tidak kalah mengularnya dibanding bagian imigrasi. Nah, di sinilah mulai terjadi kondisi yang tidak diharapkan semua orang, karena terlalu lama dan takut ketinggalan pesawat, mulai banyak warga lokal India yang memotong antrean.

Untuk mereka yang ketinggalan pesawat, tentunya semua orang sangat memakluminya, walaupun tidak dapat dipungkiri batin ini mulai beriak seperti air laut tertiup angin. Apalagi saat ada warga lokal yang memanfaatkan situasi dan kondisi dengan ikut memotong barisan.

Hhhhh....

Kekesalan mulai mencoba mencelat dari pikiran ke ucapan, tapi untungnya pemahaman kesadaran saat ini menahan dosa yang mau keluar. Saya kembali menata kesabaran dan untungnya praktik Dharmayatra selama 10 hari di tanah suci India dan Nepal sangat membantu. Teman-teman bilang bahwa kita beruntung dapat praktik kesabaran tingkat Dewa.

Setelah dua jam mengantre, kelompok kami bersama-sama akhirnya dapat keluar dengan selamat dan dapat beristirahat dengan cukup nyaman di kursi tunggu Gate tempat Take Off pesawat.

Sambil menunggu kelompok dua dan tiga, kami dapat beristirahat dan makan malam yang tertunda dengan cukup nyaman. Selesai makan, kami pun mulai berbincang mengapa kelompok kedua belum tiba padahal sudah lewat satu jam setelah kami.

Setelah lima menit berlalu, mulai datang tiga orang anggota kelompok dua di tempat kami menunggu. Mereka bercerita bahwa suasana antrean sangat kacau, karena banyak warga lokal yang memotong antrean sehingga kelompok dua terpisah-pisah dari 16 orang yang berbaris terpecah menjadi empat atau lima kelompok kecil lagi.

Kelompok tiga lebih parah lagi karena waktu tinggal 10 menit sebelum take off, mereka baru bisa keluar dari antrean. Boro-boro mau makan, untuk sampai ke gate saja mereka harus berlari-lari dengan membawa tas jinjing dan makan malam mereka.

Saya membesarkan hati teman-teman Dharmayatra Tour 2022 Banten yang hampir sebagian besar sudah sepuh, bahwa ini adalah praktik kesabaran tingkat Dewa. Jangan melekat kepada kondisi yang tidak menyenangkan dan kondisikan hati gembira karena sudah dapat melaksanakan pesan Sang Buddha dalam Mahaparinibbana Sutta untuk mengunjungi empat tempat untuk berziarah. Sehingga mereka pun kembali berbahagia, apalagi akan berkumpul kembali dengan keluarga yang menunggu di tanah air tercinta Indonesia.

Dari kondisi yang terjadi di Bandara Delhi, kami menilai bahwa antrean panjang dan ketidakteraturan yang terjadi karena beberapa hal berikut:

  • Jumlah passenger yang sangat banyak (karena libur musim dingin dan ada even Internasional yaitu ITCC 2022);
  • Counter dan petugas imigrasi yang tidak sebanding dengan jumlah penumpang;
  • Kurangnya scanner di bagian security screening;
  • Proses screening sangat lambat sehingga menimbulkan antrean panjang;
  • Body screening masih dilakukan secara manual oleh petugas dengan jumlah yang tidak sebanding dengan passenger sehingga memperlambat proses;
  • Tidak ada pemisahan antara orang asing dengan orang lokal saat pemeriksaan imigrasi.

Mudah-mudahan artikel ini dapat memberikan masukan kepada Pemerintah India yang nantinya akan menjadi tuan rumah G-20 tahun 2023 setelah Indonesia.

Bagi teman-teman yang sudah Praktik Latihan Kesabaran Tingkat Dewa di India, saya ucapkan selamat dan semoga selalu berbahagia.

Semoga semua mahluk berbahagia.

**

Tangerang, 07 Januari 2023
Penulis: Sima Budi, Kompasianer Mettasik

Dharmaduta

**

Referensi: satu   dua 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun