Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semua Indah Pada Waktunya

3 Januari 2023   05:55 Diperbarui: 3 Januari 2023   05:57 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen: Semua Indah pada Waktunya (gambar: nawpic.dom, diolah pribadi)

"Miss, akhir bulan depan saya resign ya!" sebut saja Mia, Office Girl, rekan kerja sejak awal berdirinya sekolah mengutarakan rencananya untuk mengundurkan diri.

Memang sih, setiap dari kita boleh-boleh saja berhenti kerja atau pindah kerja untuk mendapatkan peningkatan karir yang lebih baik dan pastinya selama memenuhi prosedur HR.

Aku tertegun dan masih penasaran, "Ada apa Mi? kenapa dadakan? mau pindah ke mana? bosan sama saya? de el el. Masih banyak deretan pertanyaan yang kulontarkan. Karena ganti orang baru perlu mengajari dan beradaptasi lagi, pastinya mulai dari nol seperti kalau sedang isi BBM, eeh...

Itu dulu. Justru sekarang ini aku adalah inisiatornya.

Siang itu di bulan April 2016, Usi calon pengganti Mia mengetuk pintu kantorku saat aku berupaya mencari orang yang tepat untuk menempati posisi itu. Sepintas terkesan remeh, cuma OG. Namun, jangan memandang sebelah mata, jabatan esensial buat kami, warga sekolah yang setiap hari harus berurusan dengan orang tua murid. Emak-emak super giat berceloteh bila bersinggungan dengan kepentingan anak mereka.

Pertanyaan yang tercuat di antaranya adalah "Miss, nanti siapa yang akan memandikan dan menukar pakaian anak saya selesai kelas renang? siapa yang akan mengirimkan makan siang anak ke setiap kelas? petugas kebersihan? Aduh, jangan dirangkap ya!" Hussh... yang dimandiin itu anak didik kami usia 2 sampai 6 tahun. Kalau sudah usia SD sih, mandi sendiri.

Lain halnya dengan guru-guru yang sudah mempunyai aktivitas menggunung. "Miss, nanti pasti ada yang membantu kami fotokopi lembar kerja? Menjilid? Memindai dokumen, buku, dan melaminasi? Menyimpan media dan perlengkapan pertunjukkan?" tanya mereka berulang kali.

Usi dengan percaya diri menghampiri meja kerjaku dan duduk di kursi hitam tamu di hadapanku. "Miss, Usi dengar Mia akhir bulan ini mau mengundurkan diri? boleh saya mencoba menggantikannya?"

Aku menatapnya tanpa sepatah kata. Kupandangi dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tubuh mungil yang hanya berkisar 145 cm itu dapat merasakan keraguanku. "Miss, kasih Usi kesempatan! iya sih, saat ini saya cuma bantu di yayasan untuk urusan persiapan merangkai bunga dan tata cara minum teh. Membersihkan ruangan dan merapikan perlengkapan, tapi saya mau belajar."

Kesungguhan hati Usi membuka kesepakatan kami menjajal chemistry bersama. Wawancara berdurasi 45 menit itu diakhir dengan jabatan tangan dan beberapa catatan penting yang menjadi cikal-bakal semua indah pada waktunya. Deal!

Pertama, Membuka diri dan menerima input dan saran membangun secara positif. Menjaga perilaku dan etiket pergaulan, hormat serta menghargai sesama.

Kedua, Rekomendasi yang disampaikan oleh stakeholder terdahulu. Usi identik dengan kerajinan dan kepatuhan pada peraturan sekolah. Ia membuktikan bahwa dirinya layak menjadi tim kerja tangguh dan solid. Selama bergabung di yayasan, ia selalu giat dan hadir tepat waktu.

Ketiga, Usi berikhtiar untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut. Ia adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Aku jadi teringat artikel seorang kalyanamitta, Joe Hoey Beng di Mettasik tentang personal branding setiap individu. Personal branding yang mencakup 3K ini dipraktikkan oleh Usi. Karakter, konsistensi, dan kompetensi.

Kesibukan menjadi alasan buatku untuk melupakan tekad nomer tiga yang sempat diucapkan oleh Usi. Tanggal 04 Mei 2020, sebuah pesan singkat masuk disertai gambar surat keterangan penetapan kelulusan ujian kesetaraan Paket C tahun pelajaran 2019/2020.

Aku turut bermuditacita, ternyata selama ini Usi berkomitmen memenuhi janji yang ia utarakan di hadapan saya. Rekan sejawatnya mengatakan ia ingin memberikan kejutan bagiku. Iya, memang terkadang aku bertanya padanya mengapa masih di kantor, padahal sudah waktunya pulang. Namun, aku kurang jeli melihat ternyata ia menyelesaikan PR sekolah. Dua jempol kuacungkan untukmu.

Bangga diriku melihat pencapaiannya. Kegigihan dan semangat berkobar, ia berhasil naik kelas. Kukatakan padanya "Aku menunggu ijazah kesarjanaanmu. Semangat. Kamu pasti bisa!"

Bulan Oktober tahun 2022, percakapanku dengan HR serta komitmen bekerja dan merawat personal branding yang ditunjukkan oleh Usi. Aku merekomendasikannya untuk menduduki posisi staf yang sedang membutuhkan seorang profesional.

Usi memiliki karakter yang sopan, ramah, dan ringan tangan dalam artian positif suka menolong ya, bukan suka memukul.

Ia disukai oleh rekan sejawat, siswa-siswi imut kami dan orang tua sebagai "pelanggan."  Jarang terdengar adanya komplain dan keluhan dari orang tua. Tugas dan tanggung jawab diselesaikan hingga tuntas.

Satu hari jelang menempati posisi baru. Usi mendatangi kantorku dengan mata merah, Usi mengungkapkan perasaan sedih harus mutasi ke divisi baru.

"Miss, kalau saya tidak tidak betah, boleh ya Usi balik ke sini lagi? banyak kerjaan yang saya belum paham. Hik...hik...!"

Perasaanku ikut terenyuh. Mungkin karena sudah ada ikatan batin selama enam tahun. Plus ribet harus melatih orang baru lagi, tapi ini kesempatan bagus untuk jenjang karir Usi.  

"Usi, apakah kamu lupa kali pertama saat meminta saya berikanmu kesempatan untuk menjadi tim akademik? Kamu menyakinkan saya bahwa kamu pasti bisa, karena kamu punya semangat dan tekad untuk maju."

"Kamu juga berhasil menyelesaikan paket C sesuai janji kamu. Mana kegigihanmu? Segala sesuatu pasti ada solusinya. Kamu pun masih mungkin kok telepon saya untuk hal-hal yang perlu ditanyakan."

Dua bulan sudah berlalu, pernah kudengar kabar Usi berniat untuk mengundurkan diri. Entah itu benar atau hoaks. Untuk memastikan aku mengirimkan pesan singkat untuknya.

"Usi, apa kabar? gimana kerjaan kamu sekarang?"

"Alhamdulillah ms, masih belajar lah," pesan singkat yang kudapat. Adem hati ini.

Adalah keniscayaan bagi kita, segala sesuatu yang ditekuni dan dilakukan dengan kesungguhan hati, kesuksesan menjadi buah manis yang akan dipetik. Semua indah pada waktunya. Salam sukses untuk Usi.

Seandainya seseorang bertemu orang bijaksana yang mau menunjukkan dan memberitahukan kesalahan-kesalahannya seperti orang yang menunjukkan harta karun, hendaklah ia bergaul dengan orang bijaksana itu. Sungguh baik dan tak tercela bergaul dengan orang yang bijaksana. (Dhammapada).

**

Jakarta, 03 Januari 2023
Penulis: Iing Felicia, Kompasianer Mettasik

Praktisi Pendidikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun