Ade: "Mengapa Mami tidak bangunin Ade?"
Mami: "Mengapa Mami harus bangunin Ade? Ade kan punya handphone, bisa set alarm sendiri di handphone."
Ade: "Gara-gara Mami, Ade jadi telat! Huh.."
Mami: "Loh! Kok gara-gara Mami? Gara-gara Ade, mengapa tidak set alarm sendiri? Lagian apa semalam Ade ada pesan Mami buat bangunin Ade?"
Malamnya pas pillow talk...
Ade: "Hallo Mami, please wake me up tomorow at six o'clock."
Mami: "Sorry! I don't understand what do you say?."
Ade: "Mami! Ayolah besok bangunin Ade ya."
Mami: "Mengapa tidak set alarm sendiri?"
Ade: "Ade sudah rebahan dan malas bangun lagi buat set. Ade lelah."
Mami : " Ya sudahlah. Besok Mami bangunin."
Ade: "Mengapa tadi pagi Mami nga mau bangunin, sekarang mau? "
Mami: "Sebab tadi pagi Ade tidak pesan dan sekarang Ade pesan. Mami bukannya tidak mau, tapi kalau semua dibantuin, kapan Ade mandirinya? "
"Ada teman Mami, anaknya sekolah di luar negeri, sampai hari ini, Maminya tiap hari harus telepon buat bangunin anaknya."
"Banyak kasus orang tua terlalu sayang anak, malah anaknya tidak bisa apa-apa."
"Bahkan ada teman mami yang sangat mencintai anaknya, saking sayangnya, dia membantu anaknya dalam segala hal."
"Ketika anaknya mendapat pekerjaan, Maminya akan menganalisa pekerjaan anaknya, dari segala segi, misalnya segi gaji, segi keselamatan, segi masa depan dan masih banyak lagi."
"Herannya sampai sekarang anaknya masih menganggur."
"Papanya adalah profesional di sebuah perusahaan besar. Tentu tidak susah mencari pekerjaan buat anaknya lewat koneksi yang papanya punya. Tetapi kata teman mami, takut anaknya akan membuat malu papanya."
"Menurut Mami, teman ini telah terlalu banyak ikut campur urusan anaknya. Dan anaknya tidak dilatih mandiri sejak kecil."
"Jujur sebagai seorang teman, Mami kasihan."
"Hidup itu harus ada pembatas, bukan berarti dia suamimu, anakmu, jadi kita selalu hendak mencampuri urusan mereka. Kasihlah mereka ruang untuk tumbuh."
"Mami jadi teringat dengan cerita kepompong menjadi kupu-kupu."
"Dimana seorang anak kasihan dan membantu seekor bayi kupu-kupu yang berjuang untuk mengeluarkan badannya dari  lubang kepompong, beberapa lama kemudian, bayi kupu-kupu ini malah mati."
"Padahal bayi kupu-kupu itu perlu berjuang keluar dari kepompongnya sendiri, supaya sayapnya kuat dan siap terbang."
Demikian juga dalam hidup ini, kita perlu memberi ruang kepada orang-orang tersayang kita buat berjuang seperti bayi kupu-kupu tadi. Kalau kita senantiasa mengatur dan membantu semuanya. Kapan mereka akan tumbuh dan mandiri?"
"Jadi Mami bukannya pelit dan cuek selamanya ini. Tetapi Mami maunya Ade mandiri. Â Kalau Ade senantiasa dibantu, kapan Ade mandirinya. Apakah Ade mengerti?"
Ade: "Zzzzzz..."
**
Jakarta, 30 Desember 2022
Penulis: Lisa Tunas, Kompasianer Mettasik
A Loving Mom Who Learns Writing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H