Di laut ini
Aku merasakan Kembali
Duka yang perih
Tertikam, lagi dan lagi
Entah yang ke berapa kali
Aku datang ke tempat ini
Menghantarkan orang-orang yang kucintai
Menuju perjalanan hakiki
Ketika perahu mulai bergerak
Ketegaranku luluh lantak
Kesadaranku berkata
Inilah akhir kebersamaan kita
Dalam hening
Segala rasa menyeruak
Memuncak dalam perih
Hingga isak tak sanggup kutahan
Tak sepatah terucap
Ketika abu tenggelam sempurna
Hanya airmata
Mewakili ribuan doa
Selamat melanjutkan perjalanan, sahabat
Biarlah pengembaraanmu kali ini
berada dalam kebahagiaan
dan kewaspadaan.
Jejak semangat, antusiasme, dan ketulusanmu
Dalam melakukan tak terhitung banyaknya kebajikan
Dan kekuatan keyakinanmu pada Tiratana
Akan terpahat di dinding semesta, dalam arus kesadaranmu
Semoga kelak saat kita bertemu lagi,
Engkau akan menoleh ke arahku lalu tersenyum
dan berkata "Aku mengenalmu"
"kamu sahabat terbaikku"
Semoga saat itu kita segera saling mendekat
Dan kembali bergandeng tangan
Melanjutkan perjalanan samsara kita
sebagai kalyanamita
Selamat jalan adikku, sahabat terbaikku
Mawar indah yang kau genggam
Kau tawarkan padauk
Dalam mimpiku tadi malam
Raut wajahmu segar dan mempesona
Senyum di bibirmu berhias kebahagiaan
Pamitmu begitu lembut, diikuti langkah ringan
Dalam balutan busana indah
Kulepas kepergianmu dengan rasa Bahagia
Sepertinya dukaku terbang bersamamu ke angkasa
Patidana untukmu, paripurna
sabbe satta bhavantu sukhitatta
Terimakasih untuk persahabatan
Dan persaudaraan yang hangat
Juga warisan berharga yang kau tinggalkan:
Samvegacitta
**
Bandung, 21 Desember 2022
Penulis: Yasodha Dei, Kompasianer Mettasik
Learn, Rise, and Shine
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H