Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengapa Continous Improvement Dibutuhkan?

7 Desember 2022   05:30 Diperbarui: 7 Desember 2022   05:38 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Continous Improvement Dibutuhkan? (gambar: operations1.com, diolah pribadi)

Jangan lupa juga melakukan sesuatu agar tidak berada di zona nyaman. Tenggelam dengan keadaan yang menyenangkan. Hidup berkesadaran. Sadarilah kondisi saat ini (current condition), perhatikanlah hal-hal yang mungkin bisa diperbaiki atau diubah.

Ada sebuah istilah dalam bahasa Jepang. Namanya gemba. Artinya menemukan hal-hal yang janggal dalam kondisi yang terkesan normal. Ingat, sesuatu yang terkesan baik-baik saja belum tentu benar.

Diperlukan juga untuk melihat kondisi dari sudut pandang helikopter. Melakukan perbandingan-perbandingan dengan dunia luar, dan menemukan pola yang terbaik. Istilahnya adalah mind-mapping.

Setelah menemukan kejanggalan dan menemukan peta pikiran, saatnya untuk beraksi. Mengubah standar yang dulunya mungkin biasa-biasa saja, menjadi sesuatu yang luar biasa. Alias melakukan upgrade kepada kondisi-kondisi yang lebih relevan dengan masa kini.

Bagaimana jika kita memutuskan untuk tetap berada pada kondisi yang lama. Tidak masalah, tetapi ada baiknya untuk mempertimbangkan contoh-contoh berikut ini:

Tahun 1998, Kodak adalah perusahaan raksasa, mereka memiliki 170.000 pegawai dan menguasai 85% pangsa pasar foto kertas dunia. Hanya dalam beberapa tahun, perubahan terjadi. Kodak harus gulung tikar. Siapa yang bisa menyangka? Kodak tidak melakukan kesalahan, hanya terlambat melakukan improvement.

Gojek dan Grab di Indonesia, adalah perusahaan transportasi terbesar di dunia yang tidak memiliki armada. Mereka hanya mengandalkan piranti lunak. Bagaimana dengan perusahaan taxi jadul? Mundur perlahan.

Apakah mereka salah? Sepertinya tidak. Namun mereka tidak meng-upgrade kondisi, sehingga meremehkan kekuatan dari taxi online.

Dari dua contoh diatas, jelas sudah terjadi disrupsi. Teknologi menanjak dan traditional tak mampu bersaing. Jadi, sadarilah. Dengan pola berpikir berkembang (Growth Mindset), kita akan mampu mengikuti perkembangan yang sangat dinamis saat ini.

Anda bisa melakukannya, meskipun terkadang kita juga harus bertanya kepada ahlinya. Jangan segan untuk berbagi ilmu, berbagi pengalaman, dan yang terpenting jangan pernah menjadi angkuh. Seyogyanya setiap orang pasti memiliki sesuatu yang bisa kita pelajari darinya.

Saatnya berubah, saatnnya untuk menjadi agen perubahan. Sudah siapkah Anda? Semoga tulisan ini bisa membuka cakrawala berpikir, agar kita tidak menyerah pada zaman teknologi ini.

**

Pangkalan Kerinci, 07 Desember 2022
Penulis : Drs. Jansen Yudianto, Kompasianer Mettasik

Praktisi Pendidikan | Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun