Ketika perbuatan jahat
Terencana pikiran jahat,
Untuk siapa pikiran
Berencana?
Ketika pikiran jahat
Membela kebencian
Siapa yang kebencian
Puaskan?
Ketika kebencian hadir
Memuaskan ketamakan
Apa yang memastkan ketamakan
berkelanjutan?
Ketika ketamakan
Melekat berkelanjutan
Apa alasan kemelekatan
Terjadi?
TIdakkah kita memiliki hanya apa yg bermanfaat?
TIdakkah kita perhatian hanya pada apa yang sesuai/cocok?
Tidakkah kita mempertahankan hanya apa yang baik?
TIdakkah kita melekat hanya pada apa yang menyenangkan?
Menyenangkan....
Menyenangkan?
Ketika kemelekatan
Didasari kesenangan
Mengapa kita senang
Apa yang kita senangi?!?
**
Penafian
Opini dalam puisi ini meski terinspirasi ajaran Agama Buddha mahzab Theravada adalah murni buah pikir pengarang sendiri yang tidak mewakili organisasi, mahzab atau ajaran manapun.
**
Jakarta, 13 November 2022
Penulis: Paul Bhinneka, Kompasianer Mettasik
Pemerhati Dhamma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H