Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agama Buddha Bukan Penganut Paham Nihilisme

13 November 2022   05:36 Diperbarui: 13 November 2022   05:37 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agama Buddha Bukan Penganut Paham Nihilisme (gambar: thinkmiracle.org, diolah pribadi)

Waktu sekolah dulu saya pernah ikut retreat dengan tema "Siapakah Aku?"

Dalam perjalanan mengenal Dhamma, saya kemudian semakin mengenal Sang Aku.

Bhante Sri Pannavaro Mahathera pernah memberikan ilustrasi, ketika sedang perjalanan di jalan yang kering, di kejauhan kemudian ada yang berteriak "Itu ada air!". Kemudian kita yang telah tahu bahwa itu fatamorgana, akan menjawab "Tidak ada Air".

Lalu orang tersebut menyimpulkan dan berkata pada semua orang yang ada di kendaraan, "Orang ini menyangkal tidak ada air, padahal jelas-jelas terlihat oleh mata semua yang hadir bahwa itu ada air".

Pertanyaannya, jika memang secara kebenaran mutlak itu tidak ada air, namun merupakan hasil refleksi cahaya ke jalan yang membentuk pemandangan seakan-akan ada air, maka yang menyatakan "Tidak ada Air" bukan disebut penyangkalan. Kecuali kalau kenyataannya ada air, lalu kita mengatakan "Tidak ada Air", maka betul kita telah menyangkal kenyataan.

Begitu pula dengan paham "Sang Aku". jika kita telusuri dalam perjalanan ternyata "Sang Aku" ini tidak terbentuk dari awal, namun dalam proses kehidupan. Contoh: ketika masih bayi mulai terbentuk "Sang Aku" sebagai bayi. lalu tumbuh bersekolah, terbentuk "Sang Aku" sebagai murid. dan seterusnya.

Seiring banyaknya interaksi, "Sang Aku" yang terbentuk semakin banyak.

Belum lagi "Sang Aku" yang terbentuk di badan ini, yang berhubungan dengan kesehatan.

Di luaran ada yang menyebut adanya "Nihilisme" dalam paham Agama Buddha.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nihilisme adalah paham aliran filsafat sosial yang tidak mengakui nilai-nilai kesusilaan, kemanusiaan, keindahan, dan sebagainya, juga segala bentuk kekuasaan pemerintahan, semua orang berhak mengikuti kemauannya sendiri.

Jika dilihat dari definisi KBBI, maka nihilisme jelas sama sekali bukan paham Agama Buddha, karena ajaran Buddha menekankan pentingnya moralitas, kedermawanan, dan kebersihan batin.

Ada pula yang menganggap bahwa Ajaran Buddha menyatakan semuanya pada akhirnya tidak ada yang kemudian diterjemahkan sebagai nihilisme. Jika sesuatu itu awalnya memang ada lalu disangkal maka betul itu Nihilisme. Namun kalau kenyataannya tidak ada, seperti ilustrasi fatamorgana di atas, tentu tidak cocok disebut sebagai Nihilisme.

Lalu ada pula yang menyatakan ajaran Buddha menyangkal adanya Tuhan. Jika sesosok dewa ataupun brahma yang begitu berkuasa dan banyak kesaktiannya lalu diangkat sebagai Tuhan, maka benar itu disangkal oleh Sang Buddha. Sebab dewa yang begitu berkuasa pun, pada waktunya tetap ada akhir kehidupan sebagai dewa sesuai dengan kamma-nya.

Konsep Ketuhanan dalam ajaran Buddha berbeda dengan konsep agama lain, bukan berarti bahwa Sang Buddha tidak mengakui adanya Tuhan. Seperti halnya konsep Ketuhanan di setiap agama yang ada di Indonesia tidak ada yang sama, maka wajar saja Agama Buddha juga berbeda dengan Agama lain dalam hal ini. Pemikiran bahwa konsep Tuhan harus sama dan kalau tidak sama berarti tidak mengakui adanya Tuhan adalah pemikiran yang sempit dan memaksakan pahamnya ke agama lain.

Dalam ajaran Buddha, Sesuatu yang ada itu bisa karena:

  • memang dari awal sudah ada,
  • muncul karena adanya berbagai kondisi yang mendukung keberadaannya. Ketika kondisi-kondisi tersebut kemudian hilang, maka yang ada tersebut juga hilang.
    Banyak contoh-contoh yang bisa kita temui, seperti: terbentuknya pelangi, ruang di bawah meja, termasuk jasmani dan batin ini, terbentuk karena adanya kondisi-kondisi yang mendukung.

Semoga kita semua semakin bijak dalam memahami konsep agama lain, berkomentar didasarkan pada pemahaman yang lengkap, bukan dari sudut pandang kacamata sendiri yang ternyata fatamorgana (bukan kenyataan).

Catatan: Artikel ini atas pelurusan pernyataan Guru Gembul dalam Podcast Deddy Coburzier. Semoga sedikit bisa meluruskan tentang pernyataan atas paham Nihilisme dalam Buddhisme dan atas "tuduhan" bahwa agama Buddha tidak mengakui adanya Tuhan.

**

Jakarta, 13 November 2022
Penulis: Fendy, Kompasianer Mettasik

Multi Talent Learner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun