Jika objeknya menyenangkan maka perasaan yang timbul adalah perasaan yang menyenangkan. Jika objeknya tidak menyenangkan atau mengalami perubahan maka perasaan yang timbul adalah ketidaksukaan. Dan jika objeknya adalah netral maka perasaan yang timbul adalah bukan keduanya atau netral.
Bagi mereka yang tidak memperhatikan objek, landasan indra, kontak, dan perasaan secara bijaksana maka dari perasaan yang menyenangkan dan menyejukkan akan memunculkan nafsu atau lobha dan kerinduan.
Lalu dari perasaan yang tidak menyakitkan dan melukai, akan muncul penolakan berupa kebencian, iri hati dan niat jahat.
Sedangkan dari perasaan netral maka akan muncul ketidaktahuan.
Perasaan menyenangkan berpasangan dengan perasaan menyakitkan. Begitu pula sebaliknya. Sedangkan perasaan netral berpasangan dengan ketidaktahuan.
Untuk melenyapkan ketidaktahuan adalah dengan pengetahuan sejati, dari pengetahuan sejati maka akan muncul kebebasan, dari kebebasan maka akan muncul Nibbana. Dari sini Visakha yang telah mencapai tingkat Ariya Anagami tidak mampu memahami lebih dalam maka Bhikkhuni Dhammadina menyatakan alasannya bahwa "Karena kehidupan suci, yang berlandaskan pada Nibbana, memuncak dalam Nibbana dan berakhir dalam Nibbana." Lalu menyarankan Visakha untuk bertanya kepada Sang Bhagava. (MN 44 Culavedalla Sutta).
Perasaan apapun yang muncul dan berlangsung apakah menyenangkan, menyakitkan atau tidak menyenangkan, dan perasaan bukan keduanya atau netral harus direnungkan, diselidiki, dipahami dari sifat kemunculan, sifat ketergantungan dan sifat lenyapnya dalam perasaan. Dengan demikian perasaan dapat dipastikan adalah Anicca, Dukkha dan Anatta. (MN 10 Satipatthana Sutta).
Atau dari pengembangan dan latihan pada Jalan Mulia Berunsur Delapan (singkat: JMB8) juga akan menghancurkan dan meninggalkan perasaan. Perasaan di sini ada 6 jenis yang berhubungan dengan 6 indra. JMB8 merupakan jalan untuk pelenyapan perasaan (SN 22.56 Upadanaparipavatta Sutta). Dari pengembangan dan latihan JMB8 secara keseluruhan maka akan memunculkan pengetahuan benar dan pembebasan benar yang menuntun pada Nibbana.
Dengan demikian ketika kita mengetahui bahwa Panca Khanda yang terdapat perasaan adalah bukan milikku, bukan aku, dan bukan diriku. Maka akan muncul keengganan akan Panca Khanda, dari keengganan maka akan muncul ketidak tarikan pada Panca Khanda. Melalui ketidak tarikan maka akan muncul kebebasan. Dari kebebasan maka muncul Nibbana sebagai tujuan akhir. (SN 22.59 Anattalakkhana Sutta).
**
California, 05 November 2022
Penulis: Willi Andy, Kompasianer Mettasik