Info aja ya teman-teman, di hari kedua saya telpon dokternya, karena setelah konsumsi obat sesuai anjuran, jantung malah jadi lebih berdebar-debar. Mudah berkeringat dan perut ini loh, gampang banget merasa lapar.
Tahu apa kata dokter? Obat DM yang sore hari jangan dimakan lagi. Wah, dokter kasih obat kebanyakan nih. Ya udah saya ikuti, hanya konsumsi satu jenis obat yang disarankan saja.
Di bulan ke-enam, saya membuka laman resmo obat yang saya konsumsi. Di sini saya menemukan jawaban, jelas tertulis bahwa obat ini dikonsumsi jika exercise (olahraga) dan diet yang dilakukan sudah tidak dapat mengendalikan kadar gula dalam darah.
Tapi ya teman-teman, jawaban ini diletakkan di halaman 6, halaman terakhir, alinea kedua dari akhir. Untung saya baca sampai tuntas. Dengan pemahaman baru ini maka saya putuskan tingkatkan olahraga dan atur diet makanan karbo sederhana.
Nge-gym, badminton, jogging, renang saya tingkatkan dan jaga pola makan. Alhasil GDS terkendali 110-180 (masih di bawah 200) tanpa obat. Menurut beberapa teman yang juga menderita DM, hasil saya sudah cukup bagus, karena mereka yang pakai obatpun, GDS-nya masih sering di atas 200.
Cara yang saya terapkan ini cukup efektif sampai saat pandemi. Bagaimana dengan pandemi dan setelahnya? Nanti kita sambung yach......
**
Tangerang Selatan, 04 November 2022
Penulis: Hans TW, Kompasianer Mettasik
Mencintai, Jujur, dan Bertanggung Jawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H