"Wah, salah. kenapa saya tidak bicara seperti itu ya?"
"Wah, kenapa saya tulis seperti itu ya?"
"Wah, kenapa saya menampilkan contoh ini ya?"
Apakah teman-teman pernah mengalaminya?
Di masa lalu kata-kata semacam ini seringkali muncul di pikiran saya. Muncul ketika saya selesai memberikan presentasi atau ceramah maupun ketika menyampaikan suatu ide.
Awalnya ini cukup mengganggu, sehingga kadang menimbulkan patah semangat atau penyesalan berkepanjangan. Meskipun yang kita sampaikan tetap mengandung kebenaran, namun kita merasakan ada yang kurang tepat atau kurang lengkap.
Idealnya setiap kali tampil, kita perlu mempersiapkan diri dengan menggali (1) PENGETAHUAN:
a. persiapan berupa materi (riset bahan, pengalaman diri maupun orang lain, susunan kalimat yang enak, dan sejenisnya),
b. dari proses berlatih waktu yang akan disampaikan (pagi/siang/sore/malam hari, durasi)
c. pemirsa yang akan dihadapi (orang tua, remaja, anak-anak, pendidikan, pekerjaan, hobi, geografis, dan lain-lain).
d. penampilan yang diperlukan
Dengan demikian kita dapat menyampaikan sesuai dengan prinsip Berbicara yang Benar (Sama Vacca), yakni bermanfaat dan tepat waktu. Tepat waktu dalam arti jenis pemirsanya bisa menangkap dengan baik apa yang kita sampaikan. Sederhananya, berbicara dengan bahasa yang mereka pahami.
Setelah mengetahui beberapa hal terkait presentasi yang akan dilalui, proses berikutnya adalah memperbanyak (2) PENGALAMAN dengan cara latihan menyampaikan materi.
Pengalaman saya, meskipun materi sudah disiapkan dan sudah mengalami proses edit berkali-kali, saat latihan ada saja yang kemudian timbul gagasan untuk memperbaiki materi yang sudah disiapkan. Perbaikan bisa berupa tata bahasa, maksud yang ingin disampaikan, contoh-contoh atau kisah penguat makna, bahasa tubuh, intonasi, maupun durasi waktu yang perlu diselesaikan.
Ketika sudah dituangkan dalam latihan, bisa terjadi materi yang kita anggap sudah panjang ternyata masih kurang waktunya. Begitu pula sebaliknya.
Ketika berlatih pun kadang kita bisa merasakan suara sendiri, apakah sudah cukup baik atau perlu perbaikan.
Tibalah saatnya hari untuk tampil. Sebelum tampil ada baiknya kita perlu mempersiapkan batin, tidak lagi bergelut dengan materi ataupun cara penyampaian.
Untuk itu kita perlu mempertajam (3) PERHATIAN
Dengan perhatian yang lebih kuat di saat ini, saat kita sedang tampil, maka kita tidak akan mudah terpengaruh oleh gangguan baik internal diri maupun dari eksternal. Sebelum tampil, luangkan waktu beberapa saat untuk meninggalkan segala aktivitas, bermeditasi, berlatih diri untuk rileks, dan fokus. Yang biasa dipakai dengan menyadari nafas masuk dan keluar lewat hidung, sehingga kesadaran semakin kuat.
Ketika tampil kadang bisa terjadi penyampaian materi menjadi tidak sesuai dengan yang telah dipersiapkan. Bisa karena kita lupa dengan materinya, kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya, durasi waktu yang berubah, dan sebagainya.
Disini kita perlu kreativitas dalam penyampaiannya, yang kadang-kadang memotong ataupun mengganti materai yang sudah dipersiapkan. Saat itu kesadaran kita untuk berada di saat ini sangat diperlukan, agar dapat menyampaikan materi dengan lebih lancar dan tersambung dengan beberapa perubahan yang kita lakukan saat di panggung.
Ada kalanya setelah selesai presentasi, dan ketika kita evaluasi kembali, bisa timbul pikiran "semestinya saya tidak bicara ini ya... semestinya perlu ditambahkan lagi yang bagian ini... " dan sejenisnya. Jika demikian, sebaiknya kita melatih batin untuk melepas, tidak ada mesin waktu yang bisa mengembalikan kita ke saat sebelumnya. Yang perlu dilakukan adalah perbaikan kedepannya, agar lebih baik.
Beberapa kali saya membawakan topik yang sama di lokasi yang berbeda-beda. meskipun materinya sama, dalam prakteknya ada saja perbedaan yang saya bawakan di antara tempat yang satu dengan yang lainnya. Itu hal yang wajar karena beberapa alasan di atas.
Semoga bermanfaat
**
Jakarta, 04 November 2022
Penulis: Fendy, Kompasianer Mettasik
Multi Talent Learner
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI