Sering sudah kita mendengar, ada orang yang berdoa kepada Tuhan untuk memberikan ganjaran (hukuman) yang setimpal atas perbuatan orang yang telah menyakitinya. Banyak orang berpikir bahwa sudah merupakan haknya untuk membalas dendam kepada yang telah menyakitinya. Bila semua orang, bahkan semua makhluk, menginginkan kebahagiaan, apakah membalas perbuatan orang yang telah menyakiti itu akan membawa kebahagiaan?
Kita semua tahu bahwa kemarahan dan kebencian itu mempunyai sifat yang mengarah kepada kehancuran. Karena sifat dari kemarahan dan kebencian itu adalah bengis, kasar, menolak, dan menghancurkan objeknya. Kalau kemarahan dan kebencian adalah menghancurkan, maka kasih sayang adalah sebaliknya. Hanya kasih sayang yang bisa membesarkan. Membesarkan diri sendiri dan lingkungan.
Orang-orang selalu mengumbar dan memperlihatkan kemarahan, permusuhan dan perasaan benci kepada kelompok tertentu, suku, ras, agama, golongan tertentu, ataupun kepada sesuatu objek yang sangat kecil sekali pun. Tapi, mereka jarang menyadari, sesungguhnya semua aksi tersebut hanya akan mengarah kepada kehancuran dirinya maupun lingkungannya.
Para bijaksana sering memberikan perumpamaan, bahwa mengumbar kemarahan dan kebencian ibarat menggenggam bara dengan tangan dan melemparkannya kepada orang lain. Orang yang dilemparnya belum tentu akan terkena bara tersebut. Namun, orang yang menggenggam bara tersebut yang akan terbakar terlebih dahulu. Sungguh kasihan dia yang mengumbar kemarahan dan kebencian.
Kemarahan dan kebencian adalah faktor mental negatif yang sangat merusak. Di dalam kemarahan dan kebencian selalu ada faktor mental lain yang berkembang bersamanya yaitu kebodohan batin (batin yang tidak mampu untuk melihat kebenaran hakiki dan hakekat dari kehidupan), tidak malu untuk berbuat salah, tidak takut akan akibat perbuatan salah.
Selalu ada kegelisahan di dalam batinnya karena melawan nuraninya. Juga bisa diikuti oleh perasaan lainnya, seperti iri hati, kikir, merasa sebagai yang terbaik. Kadang juga diiringi dengan mental malas dan lamban dalam bertindak untuk berbuat kebajikan dan kebaikan, dan masih banyak lagi.
Orang yang tidak punya malu untuk berbuat salah, merupakan orang yang tidak menghargai dirinya sendiri. Mental yang tercemar oleh ketidakmurnian seperti kebencian, keserakahan, kebodohan batin adalah tidak mempunyai nilai.
Sementara orang yang tidak takut akan akibat perbuatan salah adalah orang yang tidak menghargai orang lain. Tidak malu berbuat salah dan tidak takut akibat perbuatan salah adalah kombinasi sempurna menuju kepada kehancuran. Â Â
Itulah mengapa kemarahan dan kebencian begitu merusak. Jika ada orang di lingkungan kita, apakah dia itu seorang penceramah, tokoh masyarakat, sahabat atau keluarga kita, jika dia melakukan propaganda, ceramah, atau bincang-bincang dengan nada protes, marah, membakar emosi negatif maka berhati-hatilah, kita sedang "diajak" berjalan menuju ke arah kehancuran.
Ketika kita mendengarkan itu, emosi kita menjadi terbakar, lihatlah batin kita yang sedang marah dan benci. Begitu pula ketika kita menyebarkan tulisan di sosmed yang bernuansa kebencian, berhati-hatilah, karena kita sedang memperlihatkan kepada dunia bahwa mental kita dipenuhi oleh faktor yang negatif.