Kita sering mendengar berita tentang kejahatan yang dilakukan oleh beberapa orang. Perilaku mereka tersebut sering dimuat oleh surat kabar dan digital media.
Beberapa orang mengandalkan segala cara demi tercapainya tujuan di dunia ini. Sayangnya tujuan yang mereka kejar adalah tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
Misalkan seorang pejabat petinggi negara yang tergiur oleh harta benda dan kekuasaan. Mereka tidak segan untuk melakukan pembunuhan. Pembunuhan itu dilakukan agar tidak ada yang membocorkan aksi kejahatan mereka.
Ketika mereka melakukan penggelapan dan korupsi dari uang rakyat atau negara maka kehidupan mereka sebenarnya dipenuhi oleh rasa cemas dan khawatir. Mereka takut kalau aksi kejahatan mereka terungkap sehingga kekayaan akan disita oleh negara. Belum lagi ketika mereka dijatuhkan hukuman akibat perbuatan tersebut.
Itu adalah salah satu contoh dari kesekian banyaknya kejahatan yang terjadi di muka bumi ini. Dan agar kita tidak melakukan kejahatan yang merugikan diri sendiri, pihak lain, dan keduanya maka moralitas sangat diperlukan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Secara garis besar menurut Buddha Dhamma, moralitas atau sila sebagai dasar bagi kewajiban para perumah tangga ada lima sila. Lima sila tersebut terdiri dari menghindari perbuatan membunuh makhluk hidup, mencuri, berbuat asusila, berkata tidak benar, dan mabuk-mabukkan.
Dalam Buddha Dhamma, moralitas memiliki peran penting agar kehidupan masyarakat dan bernegara menjadi aman dan damai.
Semua itu dikarenakan bagi siapa saja yang ingin hidup bahagia dan tidak mau kebahagiaan mereka dirampas maka sudah seharusnya dia juga tidak menyebabkan kebahagiaan makhluk lainnya terganggu dan dirampas.
Dari dasar pemikiran tersebut maka sudah seharusnya setiap insan tidak saling mencelakai dan menyebabkan kerugian satu sama lainnya.
Sekarang kita sudah tahu mengapa moralitas itu sangat penting bagi diri sendiri, pihak lainnya, dan keduanya.