Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemelekatan, Penderitaan, dan Kebebasan

17 Oktober 2022   05:35 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:44 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya orang berbahagia saat mendapat sesuatu. Hingga tanpa menyadari adanya resiko dari perolehan tersebut, yaitu kemelakatan. Perolehan yang dimaksud adalah apapun yang didapat dalam proses kehidupan ini. Harta, jabatan, anak, teman-teman, pujian dan sanjungan, apapun bentuknya yang ketika diperoleh menimbulkan kesenangan bagi seseorang.

Perolehan yang menimbulkan kebahagiaan dan kesenangan bisa membuat ketagihan. Ketagihan untuk menikmati objek-objek tersebut secara terus menerus. Karena muncul ketagihan yang tidak bisa dikendalikan kemudian muncul resiko kemelekatan.

Melekat artinya tidak bisa berpaling dari objek. Keinginan untuk terus menerus mendapatkan, memiliki, merasakan dan menikmati kesenangan yang timbul dari perolehan adalah wujud dari kemelekatan. Keinginan untuk terus memiliki harta yang melimpah, kebahagiaan saat berkumpul dengan teman-teman dan keluarga yang dicintai, mendapatkan pujian dari orang yang dihormati adalah contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai.

Pada saat objek-objek kemelekatan mulai berubah maka pada saat itulah timbul resiko dari melekat. Resiko kemelekatan baru bisa dirasakan pada saat objeknya sudah mulai berubah, memudar, rusak dan hilang. Ketika barang-barang yang dimiliki rusak atau hilang, teman-teman yang dicintai pergi, pujian yang diharapkan berubah menjadi cacian yang timbul kemudian adalah penderitaan. Menderita karena tidak lagi memperoleh hal yang diinginkan. Tidak bisa lagi menikmati hal-hal yang disenangi. Pada saat itulah resiko kemelekatan dapat dilihat dengan jelas dan terang.

Melihat, merasakan dan menyadari bahwa kemelekatan menimbulkan penderitaan memotivasi untuk mulai berlatih melepas. Sedikit demi sedikit mulai melepaskan keinginan untuk mendapatkan objek-objek yang menimbulkan kemelekatan. Menyadari bahwa ada resiko penderitaan apabila objek yang diinginkan menjadi berubah, rusak maupun hilang.

Salah satu cara populer untuk berlatih melepas adalah dengan berdonasi. Menyumbangkan sebagian harta yang dimiliki kepada pihak lain yang membutuhkan. Berbagi makanan, membantu orang lain yang kurang mampu, menyokong kehidupan orang-orang yang berlatih kebaikan adalah bentuk latihan melepas. Latihan ini harus didasari dengan keinginan untuk mengikis kemelekatan dalam batin.

Cara lain untuk berlatih melepas adalah dengan menyadari bahwa segala sesuatu yang kita peroleh pasti akan berubah. Harta yang dimiliki tidak selamanya seperti saat ini, bisa rusak ataupun hilang. Keluarga dan teman-teman yang dicintai suatu saat pasti akan pergi, entah menjauh ataupun meninggal dunia. Pujian yang diperoleh suatu saat bisa hilang atau bahkan berubah menjadi cacian. Menyadari bahwa objek-objek yang menimbulkan kesenangan dan kemelekatan pasti akan berubah, hilang ataupun rusak. Maka sudah sewajarnya kita mulai melepaskannya sedikit demi sedikit.

Ketika latihan melepas terus menerus dilakukan. Secara bertahap. Sedikit demi sedikit. Manfaatnya secara perlahan akan mulai dirasakan. Hati menjadi ringan. Tidak ada lagi kekhawatiran, kegelisahan dan ketakutan untuk kehilangan objek-objek yang menimbulkan kesenangan maupun kemelekatan. Harta, jabatan, teman-teman dan keluarga yang dicintai jika suatu saat pergi dan menghilang maka tidak lagi menimbulkan kekecewaan yang mendalam.

Timbul kesadaran bahwa memang sudah sewajarnya segala sesuatu mengalami perubahan. Tidak ada objek-objek kesenangan dan kemelekatan yang bisa dimiliki selamanya. Meskipun digenggam begitu erat, objek-objek tersebut akan berubah, rusak ataupun hilang. Hati yang tenang dan terasa ringan inilah hasil dari latihan melepas.

Latihan ini adalah bagian dari usaha untuk membebaskan batin dari objek-objek yang menimbulkan kemelakatan. Memang tidak mudah ketika menjalani praktiknya. Dibutuhkan perjuangan, daya upaya dan tenaga yang luar biasa. Meskipun tidak mudah bukan berarti tidak bisa untuk dilakukan. Kita bisa memulai dengan melepas hal-hal kecil terlebih dahulu. Secara bertahap maka kita juga akan mampu melepas objek-objek yang lebih besar.

Dengan memilki kemampuan untuk melepas, tak terikat dan tidak melekat maka batin kita secara bertahap akan terbebas. Bebas dari kekecewaan apabila objek-objek yang menyenangkan menghilang. Bebas dari resiko penderitaan yang timbul akibat dari kemelekatan. Batin menjadi ringan, tenang dan tidak mudah tergoda untuk terbawa arus kesenangan dan kemelekatan. Semoga demikian adanya.

**

Driyorejo, 17 Oktober 2022
Penulis: Nanang S., Kompasianer Mettasik

Pengamat Kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun