Empat Kebenaran Mulia terdiri dari pemahaman tentang penderitaan (dukkha), akar penyebab daripada penderitaan, lenyapnya penderitaan, dan jalan untuk melenyapkan penderitaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tidak luput dari penderitaan (dukkha), misalnya sakit, emosi, iri hati, dan penderitaan lainnya.
Penderitaan ini disebabkan oleh keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kegelapan batin (moha). Seseorang yang suka membandingkan kekayaan, kecantikan, ataupun jabatannya dengan orang lain, apabila suatu saat tersaingi maka dia akan sedih dan menderita. Dia akan membenci pesaingnya. Seseorang yang serakah dan penuh kebencian tidak dapat lagi membedakan mana perbuatan, perkataan, dan pikiran yang baik/tidak baik ataupun bermanfaat/merugikan.
Penderitaan dapat lenyap jika seseorang telah dapat menghilangkan keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha). Â
Nibbana dalam Kehidupan Sehari-hari dengan menjalankan Jalan Mulia Berunsur DelapanÂ
Jalan untuk melenyapkan penderitaan adalah dengan jalan mulia berunsur delapan. Vajiramedhi (2022) mengatakan bahwa setiap manusia dapat menerapkan Jalan Mulia Berunsur Delapan dalam kehidupan sehari-hari untuk merealisasikan Nibbana dalam kehidupan sehari-hari.
Pandangan yang benar. Pandangan benar artinya seseorang harus mengetahui apa yang sedang dia lakukan dan untuk apa dia melakukannya. Pada saat Anda menjawab panggilan telepon seluler, anda harus terlebih dahulu mengetahui dengan siapa anda berkomunikasi, seberapa penting orang tersebut, sejauh mana anda memberikan atau meminta informasi dari dia.
Jika ada nomor telepon yang masuk dalam telepon seluler kita, tentu saja kita akan berhati-hati supaya tidak tertipu dan kita, tentu saja, enggan menjawab panggilan dari nomor marketing tidak jelas.
Jika kita berkendara, kita harus tahu terlebih dahulu kenderaan apa yang digunakan, tujuan yang akan kita tuju, rute yang terbaik untuk kita lalui, dan kita sudah menyematkan keselamatan berlalu lintas.
Dalam mengasuh anak, kita harus memberikan pandangan benar kepadanya terhadap setiap kegiatannya. Pada saat dia belajar, kita mengajari apa yang sedang dia pelajari, dan manfaat daripada dia mempelajari mata pelajaran tersebut.
Saat dia belajar matematika, dia harus mengerti untuk tambah, kurang, kali, atau bagi. Dia harus memahami bahwa matematika dapat membantu dia untuk mata pelajaran yang lain, misalnya prakarya untuk menghitung panjang, lebar, dan tinggi. Pada saat dewasa, dia berbisnis maka matematika dapat membantu dia menghitung untung atau rugi dari sebuah transaksi bisnis. Dengan mengetahui matematika maka dia tidak akan dibohongi atau dirugikan oleh orang lain di kemudian hari.