Mami: "Hush! Masa mau ganti mami!"
Ade: "Itu dia! Ade tidak mau mengganti Mami, seperti Ade ingin mengganti handphone! Sama-sama disayang, tapi kalau senang, rasa itu berubah. Sementara bahagia itu selamanya. Ade bahagia menjadi anak Mami."
Mami: "So sweet! Lantas apakah kita bisa bahagia selamanya?"Â
Ade: "Seperti yang Mami ajarkan, Bahagia tidak tergantung pada kejadian di dalam hidup kita tetapi tergantung sama pemikiran kita. Semua tergantung pada sudut pandang kita. Itu kan yang sering Mami ajarkan!"
Mami: "Salut ! Ternyata Ade masih ingat kata-kata mami!"
Ade: "Ingatlah Mi! Ade bahkan masih ingat pertanyaan Ade saat itu. Bagaimana Ade bisa bahagia saat kakak mengambil makanan kesukaan Ade? Terus Mami jawab, 'Ubahlah sudut pandang! Bagaimana kalau Ade berpikir dengan makanan diambil kakak berarti lemak yang tadinya akan menumpuk di badan Ade, sekarang berpindah ke kakak."
Mami: "Mantap! Sekarang ada pertanyaan lanjutan, 'Bagaimana caranya Ade bisa mengubah dan mempertahankan sudut pandang yang baik?"
Ade: "Seperti kata Mami, semua berawal dari pikiran. Oleh sebab itu, harus melatih pikiran ini, caranya dengan Meditasi!"
Mami: "Wow! Kalau tahu dengan bermeditasi, Ade bisa melatih pikiran. Lantas mengapa Ade tidak bermeditasi?"
Ade: "Tidak Mi! Ade malas! Tiap bermeditasi Ade ngantuk dan pegal. Hehehe."
Mami: "Itulah rintangan batin dalam bermeditasi De! Saat rintangan tersebut muncul, kita harus melatih kesadaran supaya tidak mengikutinya. Kalau kita senantiasa mengikutinya, kapan majunya?"