Kehidupan manusia sangat singkat.
Kematian akan datang kapan saja.
Apakah ada yang bisa menghindarinya?
Tidak mungkin menghindari datangnya kematian.
Terkadang banyak yang masih lalai.
Termasuk saya masih sangat lunglai.
Belum merenungkan dan menyadari sepenuhnya.
Karena berpikir Kematian masih belum tiba.
Siapa yang dapat membantu saya setelah kematian?
Hanya perbuatan saya sendiri.
Karena saya lahir dari perbuatan saya sendiri.
Terlindungi oleh perbuatan saya sendiri.
Hal yang patut saya renungkan.
Membuat saya tersadarkan.
Kehidupan saya sangat singkat.
Saya harus segera menjadi lebih baik.
Saya akan menjadi lebih baik dari diri saya sebelumnya.
Itulah tekad yang saya lontarkan dalam benak saya.
Saya bersyukur menjadi diri saya sekarang.
Dan ke depan saya juga harus bersyukur.
Bersyukur saja tidak cukup.
Tapi dengan pikiran, ucapan, dan perbuatan baik.
Yang dapat membantu saya untuk terbebas.
Terbebas dari Samsara.
Saya merasa Bahagia sebelum melakukan kebajikan.
Saya merasa Bahagia saat melakukan kebajikan.
Saya merasa Bahagia setelah melakukan kebajikan.
Saya merasa Bahagia mengenang perbuatan baik itu.
Inilah yang membuat saya bersemangat.
Bersemangat agar lebih Bahagia lagi.
Terus Bahagia sampai akhirnya.
Karena saya tahu kematian itu pasti.
**
Jakarta, 07 Oktober 2022
Penulis: Yuliana, Kompasianer Mettasik
Entreprenueur | Dharmaduta | Author
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H