Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tuan Kamidi Belajar Hukum Karma

1 Oktober 2022   03:22 Diperbarui: 1 Oktober 2022   03:41 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuan Kamidi Belajar Hukum Karma (gambar: freepik.com, diolah pribadi)

Alkisah hiduplah seorang kaya yang bernama Kamidi (teman-teman tentu tahu kalau Kamidi ini adalah orang kaya, buktinya kalau ada brosur, banner, iklan atau papan reklame selalu peminat disuruh hubungi Kamidi no HP .....) kena prank dengan gurauan rupanya hehehehe... Mari kita mengambil nama Kamidi saja di cerita kali ini.

Tuan Kamidi ini mendapat warisan dari orang tuanya berupa sebuah perusahaan yang memproduksi obat-obatan. Perusahaan tersebut mempekerjakan lebih dari 300 karyawan. Karena perusahaan ini adalah warisan, Tuan Kamidi tidak pernah belajar tentang perusahaan ini sebelumnya.

Dia tidak tahu kondisi produksi dan sebagainya, dia hanya menerima laporan yang sifatnya ABS (Asal Bapak Senang) akibatnya karyawannya pun bertindak sesuka hati, tidak disiplin dan akhirnya yang terjadi adalah produksi dan penjualan menurun.

Di antara yang tidak baik, ternyata masih tersisa seorang karyawan yang baik, namanya Amir. Amir berbeda dengan karyawan yang lain, dia disiplin, memiliki integritas yang tinggi, diawasi ataupun tidak, dia tetap menjalankan tugas sesuai tanggung jawabnya.

Tentu saja hal ini menjadi perhatian dan dia tidak disukai oleh karyawan yang lain. Suatu hari Amir terlambat tiba di kantor, spontan kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh karyawan lain yang tidak menyukainya, mereka melapor ke tuan Kamidi dengan versi mereka sendiri dan Tuan Kamidi juga menerima langsung laporan tersebut tanpa periksa ulang. Apa yang terjadi? Amir dipecat.

Karena grafik penjualan perusahaan terus menerus menurun, Tuan Kamidi pun bertambah pusing, hutang mulai tak terbayar. Depresi tidak terhindarkan.

Tuan Kamidi menjadi sakit-sakitan. Tuan Kamidi berusaha mengobati penyakitnya ke dokter spesialis, setelah beberapa waktu, dari hasil diagnosa dokter ternyata Tuan Kamidi mengidap penyakit kanker usus yang menurut dokter nyawanya tinggal 3 tahun. Mendengar diagnosa dokter tersebut, Tuan Kamidi sangat shock, seperti disambar petir.

Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Tuan Kamidi bertemu dengan Amir, mantan karyawan yang dipecatnya. Amir sedang membantu orang tuanya berjualan di pinggir jalan.

Tuan Kamidi, "Kamu Amir kan? Karyawan saya dulu."

Amir, "Benar pak, saya dipecat padahal saya cuma terlambat sekali saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun