"Saya bagian kaki depan kanan!"
Mereka semua saling asyik berdiskusi, sampai-sampai tidak sadar kalau kucing tersebut telah datang. Karena menyadari sedang dibicarakan oleh tikus-tikus tersebut, kucing tersebut menggeram. Para tikus langsung lari bersembunyi, serta tidak jadi menjalankan rencana mengusir tikus tersebut.
**
Bagi beberapa orang, cerita tersebut mungkin sekadar dongeng belaka. Sekadar gurauan pengisi waktu luang yang menambah keakraban. Hanya saja, ada banyak makna tersirat yang bisa diambil dari cerita tersebut.
Salah satunya, kita acap kali saat menghadapi kesulitan hidup, berlarut-larut mengatur rencana sedemikian rupa, tetapi tidak tepat guna. Tidak adanya kebijaksanaan karena menggenggam sesuatu secara keliru. Sehingga, menghadapinya dengan salah jalan bersebab keserakahan, kebencian, bias pandang, atau ketakutan.
Catatan: [1] Calon bhikkhu yang menjalankan peraturan lebih sedikit dari yang dijalankan oleh para bhikkhu. Seseorang yang telah mendapatkan penahbisan awal, bercukur dan mengenakan jubah safron, tetapi belum mendapatkan penahbisan penuh.
**
Jakarta, 29 September 2022
Penulis: Bhikkhu A.S.K. Thitasaddho, Kompasianer Mettasik
Praktisi Dhammavinaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H