Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tiga Semboyan untuk Bertahan Hidup

26 September 2022   05:02 Diperbarui: 26 September 2022   06:50 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Semboyan Untuk Bertahan Hidup (gambar: thethaiger.com, diolah pribadi)

Halo! Salam sehat! Tetap semangat! Untuk tulisanku yang kedelapan ini akan kuulas tentang semboyan hidup yang kugunakan untuk bertahan hidup sebagai seorang penyintas kanker nasofaring.

Banyak orang memiliki semboyan hidup, termasuk Anda, benar kan? Menurutku, sah-sah saja bagi siapapun untuk berpegang pada semboyan hidupnya, yang penting semboyan hidupnya bermanfaat bagi dirinya dan tidak merugikan makhluk lain. Setuju kan?

Nah, sebagai seorang penyintas kanker nasofaring, aku juga tidak mau kalah dari yang lain, he he he. 

Dari awal, sejak terkena penyakit keren ini, dilanjutkan dengan perjuangan keras selama menjalani pengobatan. Mulai dari biopsi, radioterapi, kemoterapi, pengecekan darah berkali-kali, penyuntikan Leucogen karena jumlah leukosit/sel darah putih yang turun drastis sesudah kemoterapi, pemeriksaan X-Ray Thorax, CT-Scan Thorax, MRI Brain, CT Neck, USG Upper and Lower Abdomen, MRI Nasopharynx,  CT-Scan Nasopharynx, dan sebagainya. 

Akhirnya aku berhasil menentukan semboyan yang harus kupegang erat-erat dalam hidupku jika ingin bertahan hidup yakni: Bersyukurlah! Berbahagialah! Berjuanglah! Ketiga semboyan ini saling berkaitan dan saling mendukung.

Bersyukurlah!

Bersyukurlah dengan berterima kasih atas segala yang kudapatkan dalam hidupku ini, baik ataupun buruk, suka maupun duka, semuanya merupakan buah dari perbuatan yang telah kutanam selama ini, baik dalam kehidupan sebelumnya maupun dalam kehidupan ini. Semua makhluk mewarisi perbuatannya sendiri, baik ataupun buruk, perbuatan itulah yang akan diwarisinya. Hukum karma berlaku bagi semua makhluk tanpa terkecuali, termasuk Penulis. Jadi terimalah karmamu sesuai dengan apa yang telah kamu tanam.

Berbahagialah!

Berbahagialah dengan terus berbuat kebajikan setiap saat, kepada siapa pun, kapan pun, dan di manapun, tanpa terkecuali. Bahagianya atau menderitanya kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Jadi pilihannya ada di tangan masing-masing, bukan di tangan orang lain. Hukum karma berlaku. Ayo terus berbuat kebajikan sehingga dunia ini menjadi tempat yang indah, damai, dan bahagia bagi semua makhluk.

Berjuanglah!

Berjuanglah dengan berusaha mengikis kemelekatan kepada apapun atau siapapun karena kita terlahir di dunia ini sendirian dan akan meninggalkan dunia ini sendirian juga, tanpa membawa apapun kecuali hasil dari perbuatan kita sendiri. Dan sekali lagi hukum karma berlaku di sini.

Akhir kata, para pembaca yang setia, aku berharap semoga dengan semboyan hidup yang terus kupegang erat-erat selama ini dalam menghadapi badai kehidupan yang datang menerjang tidak menyurutkan langkahku untuk terus menyusuri jalan hidupku dengan penuh tekad dan semangat untuk terus berbuat kebajikan hingga akhir hayatku.

Bersyukurlah! Berbahagialah! Berjuanglah!

**

Medan, 26 September 2022
Penulis: Tania Salim, Kompasianer Mettasik

Be grateful! Be happy! Be strong!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun