Sudahkah kita siap mengalami momen kematian?
Haruskah menunggu momen sekarat untuk bersiap diri?
Sadarkah diri kita di setiap kemungkinan momen kehidupan ini terjadi sama dengan kemungkinan momen kematian terjadi di saat yang bersamaan..
Bisakah kita benar-benar mempunyai kendali akan kehidupan dan kematian ini? Atau kita hanya sekedar menjalani hidup saja mengalir mengejar ini itu tanpa tujuan dan arah?
Tiap tarikan hembusan nafas, tiap detakan jantung ini, fungsi organ satu persatu, bisakah benar-benar kita mempunyai kendali terhadap hal-hal ini?
Dan jika salah satu fungsi dari hal-hal tersebut terganggu dan berhenti, masih bisakah kita berkata-kata?
Kebanyakan dari kita tidak takut saat membayangkan pengalaman yang disebut kematian ini, mengapa? Karena saat momen itu terjadi itu di luar kata-kata
Kebanyakan dari kita lebih takut jika membayangkan orang terdekat, tercinta, mengalami sakit, pergi berpisah meninggalkan kita, lebih takut akan kemungkinan sakit apa yang akan aku derita kelak, lebih takut saat membayangkan bagaimana kelak aku akan meninggal, kapan aku akan meninggal..
Dan fenomena ketakutan akan segala kemungkinan itulah sebenarnya lebih dekat dari apa yg di sebut "kematian"
Dari pada imajinasi tentang fenomena kematian itu sendiri. Kematian akan pandangan si sosok diri, sosok aku yg tergoncang akan ketidakpastian
Masih bisakah ketakutan itu terkondisi jika tidak adanya "aku" yang menjadi subjek akan segala kemungkinan fenomena pengalaman ini?