Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semua Manusia Pasti Pernah Marah

12 September 2022   19:10 Diperbarui: 12 September 2022   19:32 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semua Manusia Pasti Pernah Marah (gambar: theconversation.com, diolah pribadi)

Siapapun setuju bahwa semua manusia, bahkan semua makhluk pasti pernah marah. Walaupun tidak setiap waktu timbul rasa marah, namun dapat dipastikan semua makhluk pasti pernah merasakan marah.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), marah adalah keadaan sangat tidak senang yang disebabkan oleh berbagai sebab yang tidak menyenangkan.

Marah adalah kondisi batin yang bagaikan air yang sedang mendidih. Gelembung-gelembung didih naik ke permukaan air dan meletup pecah karena panas tinggi yang mengkondisikannya.

Tentu saja seseorang yang ingin bercermin di permukaan air tersebut akan kesulitan melihat bayangannya dengan jelas kerena kondisi mendidih tersebut. Demikian pula, batin yang diliputi oleh amarah, tak mampu menghasilkan pikiran yang jernih dan bijaksana.

Umumnya kemarahan muncul karena timbulnya perbedaan antara realita dan ekspektasi, adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, apapun itu. Lho? Bukankah hal ini menimbulkan kekecewaan? Betul, kekecewaan yang muncul pada batin seseorang yang kurang bijaksana dan kurang dalam pengendalian diri, akan 'naik pangkat' menjadi kemarahan.

Misalnya, seorang anak berharap orangtuanya membelikannya ponsel pintar (smartphone) untuk keinginannya bermain gim, ternyata orangtuanya tidak mengabulkan keinginannya karena keterbatasan ekonomi. Si anak pun kecewa lalu bisa saja menjadi marah sehingga ngambek dan menangis bahkan mungkin meraung-raung mempersulit dan mempermalukan orangtuanya di publik.

Ada lagi kisah seorang bangsawan wanita Prancis dari suku Breton bernama jeanne de Clisson, yang berubah menjadi pemimpin prajurit bajak laut wanita bengis yang membantai kapal-kapal Prancis beserta seluruh awak-awak kapalnya kecuali disisakan hidup 1-2 orang yang dimaksudkan untuk menceritakan aksi balas dendamnya kepada Raja Prancis yang dahulu pernah memerintahkan hukuman mati kejam kepada suaminya.

Efek kemarahan bisa sangat merusak dan mematikan dalam skala yang tak terbayangkan.

Setidak-tidaknya kita masuk dalam salah satu dari empat kategori pemarah ini :

Pertama, si mudah marah, mudah pula reda. Yaitu orang yang amarahnya mudah tersulut, tetapi durasinya tidak lama. Diibaratkan sebagai racun ular yang reaksinya cepat tapi tidak fatal.

Kedua, si susah marah, susah pula reda. Yaitu orang yang tidak gampang marah, namun jika marah bisa sangat lama. Diibaratkan sebagai bisa ular yang mematikan, namun reaksinya tidak langsung.

Ketiga, si mudah marah, tapi susah reda. Yaitu orang yang amarahnya mudah terpicu dan berlangsung sangat lama. Diibaratkan dengan bisa ular yang cepat bereaksi dan sangat mematikan.

Keempat, si susah marah, tapi mudah reda. Yaitu orang yang tidak gampang marah, dan cepat meredakan amarahnya. Ia bagaikan gigitan ular yang tidak berbisa dan hanya menimbulkan luka yang tidak terlalu berarti.

Idealnya yang terbaik ialah si jenis keempat, yang mana ia tidak mudah marah namun sekali marah ia mampu dengan cepat memproses kemarahannya dengan baik sehingga cepat reda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun