Perusahaan akan merekrut tenaga-tenaga muda yang kemampuannya sesuai kebutuhan (Up To Dated Skill). Tersingkirlah Adi. Kalau sudah terjadi seperti ini, apakah Adi masih bisa kembali ke masa lalu dan menyesalinya? Sudah terlambat tentunya.
Maka Adi berpikir bagaimana kalau dia melakukan sesuatu yang lebih bermakna
Adi berpikir bahwa hidup adalah pilihan, bukan ikut-ikutan, atau keterpaksaan. Jabatan atau uang bukan segala-galanya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengabdikan hidupnya dengan melakukan aksi sosial. Membantu orang sambil bekerja dan melanjutkan kuliah.
Ternyata dengan mengambil keputusan ini, hidupnya lebih bahagia. Adi telah memilih jalan hidup yang bermanfaat. Dia bisa bekerja, berkeluarga dan menjadi berguna bagi orang lain.
Adi menyumbangkan sebagian uangnya untuk kegiatan sosial. Namun dia masih bisa menghasilkan uang lagi dari usaha dan pekerjaannya.
Bisa kita bayangkan apabila Adi memilih untuk bekerja tanpa memikirkan kebahagiaan batinnya. Tentu dia tidak akan bisa membalikkan waktu yang telah dia sia-siakan.
Mari kita simpulkan bahwa pernyataan "Waktu Adalah Uang", seolah-olah Waktu identik dengan Uang, ternyata harus kita bedakan. Tidak selamanya uang seberharga waktu. Maka jangan sia-siakan waktu.
Lebih baik kita menjalankan kehidupan masa sekarang sebaik-baiknya dengan membuat perencanaan yang matang untuk masa depan daripada selalu terikat pada masa lalu yang tidak bisa lagi kita ubah.
Mari saudara-saudaraku kita memanfaatkan waktu dengan baik. Pasti akan memberi makna dan manfaat.
Uang tidak bisa membeli waktu, tetapi dengan adanya waktu yang kita pergunakan dengan efektif bisa menghasilkan uang dan kebahagiaan.
Semoga Semua Makhluk Berbahagia.