"Selain pengembangan serta pemahaman kebijaksanaan batin, juga diperlukan kontemplasi melalui meditasi untuk pencapaian tujuan tertinggi bagi para yogi," paparnya.
Menurut Salayay Daw Dipankara, pencapaian jhana diperlukan untuk mencapai minimal tingkat kesucian 'sotapanna'.
"Berusalah sekuat mungkin berlatih dan mempraktikkan dhamma. Makanya, sila, samadhi, dan panna ini harus menyatu dan dipraktikkan secara bersama dengan serius," bebernya.
Retret meditasi berakhir pada Minggu 4 September 2022 setelah pada siang hari para yogi dan panitia dari Abdi Dhamma melaksanakan kegiatan monastik "amisa puja".
"Kegiatan retret (meditasi) selanjutnya akan kami adakan di Myanmar," kata pendiri Abdi Dhamma Harry H ketika ditanyakan rencana kegiatan serupa dalam waktu dekat.
Sebelumnya, ia menyampaikan tujuan atau visi misi Abdi Dhamma yang concern terhadap kegiatan seperti meditasi yang dapat diikuti siapa saja dari lintas agama.
"Meditasi adalah untuk pengembangan moral yang lebih baik. Jadi kegiatan meditasi kami ini tidak hanya ditujukan untuk mereka yang beragama Buddha, tetapi siapa saja dari agama apapun," imbuh Harry.
Ia sendiri juga mengungkapkan apresiasinya yang mendalam atas partisipan para volunteer dan donatur sehingga kegiatan bisa berjalan secara lancar dan baik.
"Sukses retret kami ini tidak terlepas dari sumbangsih para donatur, volunteer. Seperti pemakaian tempat meditasi ini (Madiva) ini diberikan (izin pemakaiannya) oleh Yongris Lao (Ketua Permabudhi Sulsel)," tutup Harry.
**