Tante Abie demikian yang saya kenal, kami sekeluarga berkenalan pada saat mulai rutin berdana makanan ke Vihara setiap minggu minimal satu kali.
Saat itu tante Abie sudah rutin berdana makanan setiap minggu lebih dari lima tahun, sedangkan kami baru memulai. Setelah beberapa tahun berselang, karena kesibukan kerja dan lalu-lintas yang semakin padat, saya tidak ikut, hanya istri kadang anak-anak. Dua puluh tahun kemudian, istri masih sering bertemu ketika berdana makanan. Tidak banyak perubahan, tetap mudah bercerita dibarengi dengan senyum santainya.
**
Ketika jaman Buddha Gautama, para bhikkhu menerima makanan dari umat. Setiap pagi para bhikkhu keluar berjalan kaki dari tempat tinggal dengan membawa mangkuk (patta), berjalan ke arah rumah penduduk. Bagi penduduk yang ingin berdana makan dapat memasukkan makanan ke dalam mangkuk tersebut. Tradisi ini dikenal dengan nama pindapatta.
Dengan jumlah umat Buddha yang tidak banyak, umat juga tidak banyak yang tinggal di sekitar vihara, maka tidak memungkinkan para bhikkhu melakukan hal ini di sini. Sehingga untuk mendukung para bhikkhu umat dari tempat lain datang ke vihara untuk mendanakan makanan.
Sesuai aturan para bhikkhu, yang disebut Vinaya yang berjumlah 227, waktu makan para bhikkhu antara jam enam pagi sampai jam dua belas, setelah itu tidak diperkenankan makan, kecuali minum. Jadi memungkinkan para bhikkhu makan dua kali, pagi dan siang, tetapi ada juga para bhikkhu yang hanya makan satu kali saja, pagi saja atau sore saja, dan itu dilakukan bertahun-tahun.
Para bhikkhu juga tidak diperkenankan untuk memasak. Makanan yang diterima juga tidak boleh disimpan untuk esok hari, kondisi demikian memberikan kesempatan bagi para umat untuk berbuat kebajikan dengan mendukung para bhikkhu berlatih.
Para bhikkhu adalah umat Buddha yang sedang berlatih dengan sungguh-sungguh, mereka meninggalkan keduniawian dengan dukungan 227 aturan demi keberhasilan latihan. Mendukung mereka yang berlatih ini merupakan kesempatan berbuat kebajikan. Dukungan dapat berupa makanan, minuman, obat-obatan, pakaian dan tempat tinggal.
Obat-obatan jika tidak sakit tidak dibutuhkan. Pakaian para bhikkhu hanya satu atau dua jubah, tempat tinggal biasanya sudah tersedia. Jadi kesempatan yang paling memungkinkan adalah mendukung latihan para bhikkhu dengan makanan atau minuman.
Itu sebabnya setelah kami menyerahkan makanan kami langsung ke para bhikkhu kalau pagi jam tujuh atau kalau siang jam sebelas, kami mengucapkan terima kasih. Karena dengan latihan para bhikkhu yang sungguh-sungguh, kami dapat menambah kebajikan mendukung latihan mereka.