Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dhamma yang Realistis, Tidak Pesimis Maupun Optimis

21 Agustus 2022   19:24 Diperbarui: 22 Agustus 2022   04:59 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dhamma yang Realistis adalah Tidak Pesimis Maupun Optimis (gambar: freepik.com, diolah pribadi)

Yang Maha Suci Buddha mengajak kita untuk hidup saat ini, dengan memanfaatkan kemampuan kita sebaik-baiknya, berguna, dan bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain serta lingkungan.

Bukan terus mengingat-ingat masa lalu yang sudah lampau dan sudah dilewati yang akan membuat seseorang menjadi cengeng atau mudah meratap dan bukan pula memikirkan masa depan atau masa mendatang yang belum terjadi seperti mimpi dan belum tentu akan nyata terjadi.

Sebaiknya kita perbaiki masa kini atau saat ini, misalnya dengan mewujudkan hal-hal yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri sendiri, pihak lain maupun lingkungan yang membawa perbaikan, kemajuan, dan kebahagiaan tentunya.

Penulis teringat pesan Yang Maha Suci Buddha dalam Kitab Khuddaka Nikaya, Dhammapada [Atta Vagga] 4:160: "Diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri, karena siapakah pula orang lain yang dapat menjadi pelindung? Setelah dapat melatih diri dengan baik, seseorang niscaya akan memperoleh perlindungan yang sukar dicari".

Diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri, tidak ada orang lain atau kekuatan lain di luar diri kita yang bisa dan mampu melindungi kita, selain kekuatan kebajikan kita. Kebajikan kita yang dapat membawa kebahagiaan niscaya akan menyertai ibarat bayang-bayang yang selalu mengikuti kita di manapun kita berada (Dhammapada I [Yamaka Vagga] 2:2).

Dengan demikian, kita diajak menjadi pribadi yang tegar, mandiri, dan dewasa, tidak mudah kendur serta tidak suka mengeluh, dan juga berani bertanggungjawab atas perbuatan yang telah dilakukan.

Menjadi pribadi yang mantap menatap ke depan. Melihat kenyataan dan hadapi dengan bijak. Karena setiap orang tentu berhadapan dengan problem/masalah, setiap masalah yang dihadapi tentu ada jalan keluarnya, sepanjang kita hadapi dengan tenang dan terus mencari cara untuk terbebas dari masalah yang dihadapi.

Bukan dengan cara menimbulkan masalah baru, misalnya dengan meminum-minuman yang memabukkan atau menggunakan obat-obat terlarang dan orang-orang yang tidak bijaksana atau tidak mumpumi dalam menyelesaikan persoalan.

Jadilah insan yang mandiri dan dewasa!

**

Medan, 21 Agustus 2022
Penulis: Rudi Hardjon Lin Dhammaraja

Praktisi Pendidikan, Dhammaduta, Motivator .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun