Tidak mau melepas, terus memelihara kemarahan, tidak ada niat meminta maaf dan memaafkan. Tidak memilih hidup di saat ini, namun terus memilih hidup dalam memori masa lalu. Bergumul dengan dendam dan kejadian yang sudah lewat, itulah semua sumber api penderitaan yang akan terus membakar diri kita.
Saya tahu dan seperti yang anak anak saya bilang "Ini cuma drama, Mama!"
Namun untuk saya, bukanlah sebuah kebetulan. Di akhir pekan itu saya bisa duduk bersama anak-anak menonton Drakor.
Bersyukur karena dari Drama Korea tersebut kami berkesempatan untuk bertemu "Guru" dan belajar Dhamma dalam suasana santai di rumah kami.
Dari hati yang terdalam sungguh saya sangat berterima kasih kepada Semesta, dapat bertemu dan bertumbuh di Jalan Dhamma. Bisa berbagi, berdiskusi dengan anak-anak saya tentang sumber penderitaan. Lebih jauh lagi, menemukan jalan keluar dari penderitaan kita adalah berkah termulia.
Terima kasih Drakor!
Terima kasih Dhamma!
**
Semoga semua hidup berbahagia,
Semoga semua bisa bertemu Jalan pencerahan dan keluar dari penderitaan!
**
Jakarta, 19 Agustus 2022
Penulis: E.P, Kompasianer Mettasik
Tabur Tuai