Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menunggu Kematian Datang, Memerlukan Ketenangan Pikiran

15 Agustus 2022   07:10 Diperbarui: 15 Agustus 2022   07:18 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu Kematian Datang, Memerlukan Ketenangan Pikiran (gambar: npr.org, diolah pribadi)

Masih kesempatan buat saya untuk melakukan perbuatan baik dengan berbagai cara yang ada. Juga sesuai dengan kemampuan yang ada. Berusaha untuk tidak melakukan perbuatan buruk. Berusaha untuk memperbanyak perbuatan baik. Dan berusa melatih ketenangan pikiran agar bisa menerima kondisi-kondisi yang ada.

Sebuah kisah yang memberikan inspirasi bagi saya adalah tentang perumah tangga Nakulapita yang menemui Buddha, memberi hormat, dan menyampaikan kondisinya fisiknya. Dia sudah menua, badannya sudah lemah, sering sakit-sakitan, jompo sehingga jarang bisa berkunjung ke vihara untuk berbuatan baik.

Buddha memberikan nasihat kepada Nakulapita; bahwa memang demikian keadaan yang pasti terjadi. Tubuh ini terus menerus mengalami perubahan, tidak sehat selamanya. "Oleh karena itu, perumah tangga, engkau harus berlatih sebagai berikut: 'Walaupun tubuhku menderita, namun batinku tidak akan menderita.' Demikianlah engkau harus berlatih."

Tubuh ini akan melemah. Kematian pasti akan datang. Kita perlu mengumpulkan bekal berjalanan hidup. Kita tidak membawa akan yang sudah kita kumpulkan, hanya membawa apa yang kita lakukan saja. Dan pada akhirnya, ketenangan pikiran diperlukan ketika waktunya tiba.

**

Tangerang, 15 Agustus 2022
Penulis: Dhana Putra, Kompasianer Mettasik

Dharmaduta | Penulis | Instruktur Meditasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun