Si Bapak A ini juga menjelaskan jika limit waktu pembayaran tiket hanya tinggal beberapa menit lagi. Karena terbiasa dengan bermeditasi saya terbiasa melihat segala sesuatu dari sisi positif. Ditambah lagi, suasana yang diciptakan oleh sang bapak terkesan sedang bingung.
Segeralah saya kembalikan kelebihan uang tersebut. Saya tidak ada pikiran sama sekali untuk mengecek rekening saya, apakah dana tersebut sudah masuk.Â
Tak lama kemudian si Bapak A menelpon kembali dan mengucapkan terima kasih karena kelebihan uangnya sudah diterima. Pembicaraan selanjutnya, Bapak A menjelaskan jika pimpinan tempat dia bekerja akan segera transfer full uang sewa, tetapi nilainya lebih tinggi dari harga yang kami sepakati. Â
Dia berdalih, posisi yang ia tempati pada perusahaan tersebut, mendapatkan paket uang sewa dua kali lipat dari harga sewa apartemen saya. Kembali lagi bukti transfer kedua dikirimkan dan dengan sangat halus meminta tolong kembali untuk mentransfer ulang kelebihannya. Persis sama seperti kejadian pertama .
Saya tidak ada rasa curiga sama sekali saat melihat bukti transfer yang yang cukup besar sudah sampai ke saya. Si Bapak A ini kembali berkirim pesan, "saya sudah transfer yah Bu, tolong bantuannya untuk transfer kembali kelebihan dananya ke rekening Istri saya yang tadi, trima kasih sekali lagi bu ".Â
Sekali lagi, tanpa berpikir panjang saya segera mentransfer kelebihan uang sewa tersebut. Tetapi tiba-tiba di kepala saya seperti ada yang membisikan "SADAR YOL- SADAR YOL."
Lantas, tanpa pikir panjang lagi, jari-jari tangan saya dengan lancar mulai memeriksa uang masuk ke rekening saya. Tenyata tidak ada sama sekali. Bahkan transfer yang awal pun tidak ada .Â
Anehnya, tanpa curiga saya masih berpikir mungkin butuh waktu untuk masuk ke rekening saya. Selanjutnya, seperti ada yang mengerakan jari saya untuk menelpon layanan perbankan 24 jam.Â
Petugas tersebut menerangkan "tidak ada uang yang masuk pada hari ini Bu, yang ada hanya uang keluar dari Ibu ke rekening bank lain" yaitu istri si Bapak A .Â
Tiba-tiba semua menjadi jelas dan saya sadar kalau saya tertipu. Bapak A masih berkirim pesan dan bertanya, "Maaf Bu, uangnya mengapa belum masuk yah?"
Saya lalu menjawab dengan tenangnya "uang yang Bapak kirim juga belum masuk."