Siang itu, Mall sangat ramai, di lobi utama ada pentas lomba nyanyi untuk anak-anak, suaranya sangat bising. Suara musik yang berpadu dengan celotehan anak-anak, juga dukungan dari orangtua masing-masing.
Sesaat aku memperhatikan sekeliling, tampaklah wajah-wajah polos dari peserta. Ada yang terlihat malu-malu, ada yang terlihat cemas. Namun, banyak juga yang terlihat bahagia, tertawa bersama teman-teman mereka. Kepolosan mereka mencerminkan pikiran dan hati mereka yang bersih. Â
Karena acara sudah dimulai, aku sempatkan beberapa menit untuk menonton pertunjukan ini. Jujur, aku kagum dengan keberanian mereka yang tampil di atas pentas. Acara cukup semarak dan penonton semakin memenuhi area lobi utama. Jam sudah menunjuk angka tiga, dan aku memutuskan untuk segera  pulang.
Ketika hendak memesan layanan grab car, aku baru sadar kalau handphone tak ada didalam tas. Sesaat aku terhenyak, hilang dimana? Tertinggalkah? Tasku masih utuh, tak ada kerusakan apapun. Lunglai, dunia rasanya berhenti berputar, kenapa aku bisa ceroboh seperti ini? Kuperiksa isi tas, dompet dan yang lainnya masih utuh. "Pasti tertinggal di satu tempat," pikirku.
Setelah menenangkan diri dan mencoba untuk mengingat kembali kapan terakhir kali aku menggunakannya, aku telusuri kembali toko-toko yang aku singgahi, hingga akhirnya aku ingat ...di toko Tas "H".
Aku bangkit berdiri ketika seorang anak perempuan menangis kebingungan di dekat tempat dudukku, usianya sekitar tiga tahun. Aku bertanya, "Kenapa menangis, nak?"
"Mama... mama" tangisnya.
Astaga bocah kecil ini nakalnya, pikirku, bisa-bisanya terpisah dari orangtuanya." Â Â
Sebuah dilema, Urus urusan sendiri atau bocah kecil ini? Dalam dekapanku seorang anak kecil dengan tubuh menggigil dan mata memancarkan ketakutan menangis, mencari mamanya. Dan di sisi yang lain, Ibu si anak juga pasti sangat khawatir.
Terlintas dalam pikiran, "Ini bukan kebetulan, semesta memilihku diantara lautan manusia yang ada disana." Â Suara hatiku berbisik mengulang kalimat yang pernah di ucapkan Pastor Anthony de Mello, "Apa gunanya mata, jika hatimu buta?"