Keseimbangan membuat manusia lebih berdaya dan sehat. Keseimbangan antar beraktifitas dan beristirahat, berpikir dan berbuat, iman dan ilmu, perasaan dan logika, akal dan keyakinan dll.
Hidup seimbang dalam beragama juga adalah salah satu aspek dalam keseimbangan hidup.
Inilah yang saat ini diberi istilah dengan Moderasi Beragama.
Keseimbangan dalam beragama adalah beragama secara berintegritas. Beragama  dengan melibatkan semua potensi diri. Hati pikiran, fisik dan energi semua berdaya, berkembang dalam nilai-nilai keluhuran, Sehingga membuat kita menjadi lebih berilmu, berbudi pekerti dan berkesadaran.
Agama hadir untuk memanusiakan manusia, membuat manusia lebih berdaya dan bermartabat.
Jika ada yang taat beragama tapi justru menurunkan kapabilitas dan kualitas diri berarti sudah menyimpang dari tujuan beragama. Disinilah dibutuhkan  Gerakan Moderasi dalam beragama, gerakan untuk mengembalikan cara pandang dan sikap ke esensi beragama yang sesungguhnya.
Majjhima Paipada, Jalan Moderat
Jalan Tengah atau Majjhima Patipada adalah jalan moderat yang diajarkan Sang Buddha dalam khotbahnya yang pertama dan utama.
Bagi umat Buddha, moderasi beragama bukan sekedar cara beragama tapi inti ajaran yang utama.
Dengan Majjhima Patipada, Jalan tengah atau jalan moderat ini, akan meningkatkan kapabilitas dan kualitas batin dalam melenyapkan dukkha dan penderitaan. Menjadikan hidup bahagia, harmonis dengan diri sendiri dan rukun harmonis dengan orang lain dan mahluk lain dan juga dengan alam sekitar.
Moderasi beragama adalah jalan yang ada di dalam diri kita masing-masing. Masalah, penderitaan adanya di dalam diri. Bukan diluar. Respon diri yang tidak tepat terhadap hal luarlah yang menimbulkan masalah. Pandemi, hujan, terik dan lain-lain bukan masalah bagi alam ini. Tapi akan menjadi masalah untuk diri bila respon tidak tepat.