Â
Perkembangan teknologi digital seharusnya memberikan kemudahan di berbagai sektor kehidupan. Dengan demikian, hidup ini seharusnya lebih bahagia. Sayangnya, yang terjadi kadang justru sebaliknya.
Seringkali kita mendengarkan media sosial digunakan sebagai ajang pamer. Menimbulkan pro-kontra dan perdebatan tidak perlu di masyarakat. Lalu bullying pun terjadi. Korbannya tidak pandang bulu. Dari kanak-kanak hingga dewasa, bahkan ada yang meninggal karena stres atau bunuh diri.
Ini belum termasuk penipuan yang semakin canggih. Tindak kejahatan begitu cepat beradaptasi seiring dengan perkembangan teknologi.
Jika kita amati, siklus hidup manusia sejak dahulu tidak mengalami perubahan. Walaupun berbagai perkembangan terjadi di segala bidang, kehidupan kita tidak lain hanyalah proses dari lima indra plus pikiran. Apapun aktivitas yang kita lakukan, semua merupakan proses dari 5+1 unsur ini.
Begitu pula dengan kebahagiaan dan lawannya, ketidakbahagiaan. Lalu bagi mereka yang tidak bahagia, pertanyaannya; hidup seperti apa ya, yang membuat kita menjadi berarti dan akhirnya bahagia?
Padahal mereka yang bahagia juga melalui aktivitas yang mencakup 6 unsur yang sama. Lima Indra dan pikiran. Â Â
Hal ini sesungguhnya sudah dibahas dalam dhamma, dan harus kita praktekkan sehari-hari. Untuk itu, pada tulisan ini saya akan menyimpulkannya dengan sebuah rumusan sederhana. Dengan demikian, semoga kita bisa merasakan manfaat dhamma untuk kehidupan kita.
Praktikkanlah AWAS untuk menjadi bahagia, sebagai berikut;
A= Amati, setiap gejolak batin yang terjadi.
W= Waspada, pahami apa yang terjadi pada gejolak batin.
A= Angkat, tinggalkan dan lepaskan pergolakan batin tersebut.
S= Semangat, lakukan usaha yang benar dan bermanfaat.