Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hipertiroid Mengajariku Mengikis Gelisah dan Amarah

27 Juli 2022   19:05 Diperbarui: 27 Juli 2022   19:13 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hipertiroid Mengajariku Mengikis Gelisah dan Amarah (gambar: orami.co.id, diolah pribadi)

Suatu hari ketika saya sedang berjalan, tiba-tiba kaki saya lemas dan kemudian terjatuh duduk di jalan. Saya bingung apa yang terjadi, tiba-tiba lutut dan kaki ini lemas sekali, tak mampu berdiri. 

Dengan bersusah payah saya bangun dan duduk di pinggir jalan. Tidak lama kemudian saya pun bisa kembali berjalan seperti biasa.

Suatu hari ketika saya sedang makan mie dengan sumpit, tiba-tiba sumpit terlepas dari tangan saya, dan tangan saya tidak mempunyai kekuatan untuk memegang sumpit itu kembali. Tangan saya gemetar kencang.

Lain cerita lagi, ketika saya sedang menulis di kelas, tiba-tiba pulpen terlepas sendirinya dari genggaman saya, tangan gemetar dan lemas tak mampu menulis lagi.

Jantung sering berdebar kencang dan mudah berkeringat. Gelisah setiap malam, bahkan sering bermimpi. Pernah suatu ketika dalam lima hari berturut-turut saya bermimpi teman-teman SD saya meninggal satu per satu. Horor terdengarnya. 

Setiap bangun tidur saya pasti ketakutan dan menangis, membayangkan kehilangan teman-teman SD saya. Itu kegelisahan yang luar biasa yang pernah saya rasakan. Padahal teman-teman SD saya saat itu baik-baik saja keadaannya.

Kejadian-kejadian itu mulai saya alami semenjak SMA.

Kemudian saya pun mulai mencari tahu apa yang terjadi pada diri saya. Apakah nama penyakit yang saya alami?

Akhirnya ketemulah nama penyakit saya itu, Hipertiroid. Ciri yang mudah dilihat adalah adanya benjolan di leher. Seperti yang dilansir oleh www.health.kompas.com, Gejala Hipertiroid dan Komplikasinya.

Pada artikel tersebut dijelaskan jika ciri-ciri hipertiroid antara lain: detak jantung cepat, sering gemetaran dan gugup, mengalami gangguan tidur, tidak tahan panas dan keringat berlebih, rambut rontok dan mudah rapuh, dsb.

Mengenai rambut rontok. Cukup mengerikan bagi para perempuan yang meyakini rambut adalah mahkota. Setiap hari ratusan helai rambut saya rontok. Hanya mengelus kepala pun rambut itu akan jatuh berguguran. 

Semakin beriring waktu, rambut ini semakin menipis. Pernah suatu hari ketika saya berjalan di mall, ada yang bertanya, mba sakit kanker yah? Habis kemoterapi? Ah, saya tak bisa menjawab...

**

Berdasarkan situs Kemenkes RI Direktorat Jenderal P2P http://p2ptm.kemkes.go.id , hipertiroid atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif, terjadi ketika kelenjar tiroid melepaskan terlalu banyak hormon dalam aliran darah sehingga mempercepat metabolisme tubuh. 

Hipertiroid cenderung terjadi karena faktor keturunan dalam keluarga, serta sering terjadi pada perempuan di usia muda. 

Ternyata papa saya pun mengidap penyakit ini, berarti benar hipertiroid termasuk penyakit keturunan. Dan saya mulai mengidapnya di usia muda saat SMA.

Pengobatan rutin saya lakukan, dari semangat sampai kadang bosan, karena setiap bulan harus rutin ambil darah untuk mengecek kadar hormon tiroid. 

Suatu hari tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang ibu yang memberi celetukan yang mengubah hidup saya. "Kamu gampang tersinggung yah? Makanya deh hipertiroid." Celetukan itu membuat saya tersinggung, siapa ibu itu? Enak aja kalau ngomong. Sok kenal dia dengan saya.

Tapi esok harinya saya tersadar oleh celetukan ibu itu, dibilang gitu aja saya langsung tersinggung. Berarti benar yah apa yang dikatakan oleh ibu itu, saya mudah tersinggung.

Ketika saya mencari-cari kembali tentang apa itu hipertiroid dan gejala-gejalanya, saya menemukan satu ciri hipertiroid adalah mudah marah dan gelisah. Saat itu juga saya langsung berpikir, sepertinya cepat marah, tersinggung dan gelisah adalah pemicu hipertiorid semakin parah dan tidak sembuh-sembuh. Dan ini yang harus dibereskan. Pemicunya harus dituntaskan.

Sejak hari itu, saya mulai menata batin saya. Saya menyadari ada yang tidak beres dengan batin saya. Memendam marah, iri dengan teman, gelisah memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. 

Mulailah saya banyak membaca buku-buku Dhamma, bermeditasi, menghadirkan ketenangan dalam batin, dan membuang segala kegelisahan yang tak ada gunanya.

Belajar hidup saat ini. Saya mencoba tidak lagi memendam kemarahan ataupun iri hati, belajar untuk cepat memaafkan orang, belajar menerima perbedaan dan perubahan. Dan hasilnya luar biasa. Keluhan-keluhan hipertiroid ini jauh berkurang.

Saya mencoba belajar menjadi orang yang seperti garis yang digoreskan di air. Seperti yang Sang Buddha sebutkan dalam Lekha Sutta, ada 3 jenis perumpamaan orang dalam menghadapi kemarahan.

Jenis orang pertama, orang yang seperti garis yang digoreskan di batu. Jenis orang ini sering marah, dan kemarahannya itu berlangsung lama. Dia menggenggam erat kemarahannya.

Jenis orang kedua, orang yang seperti garis yang digoreskan di tanah, kemarahannya tidak berlangsung lama, cepat terhapus oleh angin dan air.

Dan jenis orang ketiga, orang yang seperti garis yang digoreskan di air. Kemarahan orang ini akan cepat lenyap. (Baca: Seni Menggores Air, Seni Melihat Amarah Mencair karya Willi Andi).

Hidup lebih damai menjadi jenis orang ketiga ini, walaupun kadang sulit, tapi dengan praktik dan praktik, pasti akan terbiasa.

Sebelum mengenal Dhamma lebih dalam, memang saya sering memendam marah, kadang rasa tidak suka saya genggam lama sekali. Mengingat-ingat atau mengungkit-ungkit yang sudah terjadi.

Karena pendaman marah itulah yang menyebabkan hipertiroid saya tak kunjung sembuh. Gelisah juga sering menghampiri saya. Saya pun mulai sering berlatih mengembangkan cinta kasih. Menguncar "semoga semua makhluk berbahagia".

Dan efeknya luar biasa. Kegelisahan mulai lenyap. Batin lebih damai. Seperti disebutkan dalam Anguttara Nikaya 11. 15, ada banyak manfaat dari pengembangan cinta kasih, di antaranya dapat tidur dengan nyenyak dan tidak bermimpi buruk.

Mimpi-mimpi kehilangan teman-teman SD sudah tidak pernah saya alami lagi. Malah saya menghadirkan mereka di dalam pemancaran cinta kasih saya.

Hipertiroid ini telah mengajari saya bagaimana mengikis kegelisahan dan kemarahan yang sesungguhnya tidak perlu digenggam erat. Semoga kita semua selalu sehat.

**

Tangerang, 27 Juli 2022
Penulis: Rinah Widjaya, Kompasianer Mettasik

Praktisi Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun