Sekali pun ia dapat mencapai tujuannya tanpa ada resiko sama sekali, tetap saja ada resiko lain yang selalu mendampingi. Resiko yang pasti, tujuan yang ia capai tidaklah selamanya bertahan, akan pudar seiring waktu.
Andaikata seseorang berbuat baik sepanjang hidupnya, tanpa menimbulkan resiko buruk sekecil apa pun, apa yang ia capai tidak akan abadi, suatu saat akan sirna.
Ketidakkekalan sudah berlangsung dari dahulu, sedang dan terus berlangsung tiada jeda, tiada henti, berlaku di air, darat, udara, angkasa dan seluruh alam semesta, berlaku bagi yang percaya atau tidak percaya, berlaku bagi yang memahami dan yang tidak memahami.
Meskipun ketidakkekalan menciptakan kesempatan sesuatu buruk menjadi baik, tetapi yang sesuatu baik juga memiliki kesempatan yang yang sama, kesempatan baik berubah menjadi buruk.
Mencapai tujuan hidup menjadi lebih baik, tanpa merugikan orang lain adalah sesuatu yang mulia untuk diusahakan, tetapi harus bersiap diri untuk melepas.
Tujuan terakhir yang mungkin paling berat adalah siap melepas apapun yang dimiliki termasuk kehidupan, karena tidak ada satupun yang selamanya dapat digenggam. Tidak ada yang kekal, Anicca.
**
Jakarta, 28 Juli 2022
Penulis: Jayanto Chua, Kompasianer Mettasik
Programmer | Penulis Buku | Praktisi Meditasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H