Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saya Kira, Saya Akan Bahagia!

25 Juli 2022   05:05 Diperbarui: 25 Juli 2022   05:16 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata tidak ada kondisi di dunia ini yang benar-benar membuat saya bahagia. Dan seharusnya sejak awal saya mengingat kembali bahwa Buddha sudah mengucapkan "duhkha arya satya", atau "kebenaran mulia tentang penderitaan".

Dalam kehidupan yang berkondisi ini, akan selalu ada ketidakpuasan; alias tidak akan ada yang benar-benar bisa membuat kita puas. Kepemilikan baru akan disertai dengan tanggung jawab baru. Ini yang luput dari perenungan saya selama ini.

  • Memiliki rumah sendiri memang memberi keteduhan dari cuaca, tetapi ada tanggung jawab berupa perawatan rumah.
  • Memiliki keluarga memang memberi kehangatan secara emosional, tetapi ada tanggung jawab baik berupa moril dan materil.
  • Memiliki jabatan tinggi dalam pekerjaan memang memberi kebanggaan (dan gaji lebih besar), tetapi ada tanggung jawab berupa tugas yang lebih besar.
  • Memiliki kendaraan pribadi pun lebih memberi kemudahan dalam berpindah tempat, tetapi ada tanggung jawab berupa perawatan kendaraan.

Tidak ada suatu materi di dunia ini yang benar-benar bisa memberi kepuasan total bagi saya! Semuanya disertai dengan tanggung jawab dan keinginan baru!

Tapi, saya harus bagaimana?

Masalahnya bukan pada tanggung jawab barunya, tetapi pada diri saya. Bisakah saya menerima realitas ini? Buddha sudah mengatakan bahwa penderitaan itu ada. Terima atau tidak terima, kenyataannya kita memang menemukan penderitaan dalam kehidupan.

Bila saya menyangkalnya, saya akan menderita dua kali: (1) menderita karena penderitaan itu sendiri, dan (2) menderita karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya sedang menderita. Daripada rugi menderita dua kali, lebih baik saya menderita satu kali saja, hehehe...

Di sini saya mulai belajar untuk menerima kenyataan bahwa tidak akan ada hal duniawi yang benar-benar memuaskan saya, oleh karena itu saya harus benar-benar menyadari keinginan saya.

Keinginan baru pasti disertai dengan konsekuensi baru, siapkah saya dengan konsekuensi baru itu? Bila tidak siap, maka lebih baik saya melepas keinginan itu.

Bila siap, maka saya akan cek kembali ke dalam diri, apakah keinginan ini sesuatu yang esensial dalam kehidupan saya sebagai perumah tangga, atau hanya keserakahan saya yang tidak terkendali?

Lagi-lagi kejadian ini memberi pelajaran bahwa hidup bukan tentang memiliki banyak materi, tetapi tentang memiliki materi yang cukup dan esensial saja.

Dan belajar berpuas hati dengan manis pahit kenyataan. Hidup tidak semudah ucapan motivator video game The Sims.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun