Tadi siang internet di rumah mati, Ade marah-marah karena sesi pembelajaran online-nya jadi terganggu.
Malamnya Mami berniat menasehati si Ade supaya tidak berperilaku buruk dan memaki tidak jelas kepada salah satu provider internet langganan.
Mami: "Ade, tadi siang marah-marah ya? Â Mari kita introspeksi diri! Â Selama internet lancar, Ade pernah berterima kasih sama internet yang telah memudahkan? Dan saat internet mati sebentar, Ade sudah marah marah kayak gitu? "
Ade: "Tidak sebentar Mi, tapi seharian! Dan kita kan sudah bayar!"
Mami: "Itulah anicca (ketidakpastian). Semua hal di dunia ini tidak pasti dan akan berubah. Mami yakin si Provider juga nggak mau internetnya down. Sebab kalo begitu mereka juga pusing terima keluhan."
"Ini mirip ajaran Ajahn Brahm tentang bata yang jelek. Kita ini selalu fokus pada bata jeleknya, dan mengabaikan bata yang baik. "
"Selama setahun internet lancar, kita cuek saja. Tapi sekali saja down, kita langsung marah-marah tidak jelas."
Ade: "SIapa bilang setahun? Dia tiap hari down! Lagian bukan marah Mi, tapi Ade lagi mendesis!"
(Ternyata Ade ingat cerita Ajahn Brahm tentang si ular jahat)
Mami: "Mendesis boleh nak, caranya angkat telepon dan komplain ke customer service provider-nya. Bukan marah-marah sendiri yang tidak jelas."