Baik batin berkeliaran ke masa lalu maupun masa depan, itu berarti batin sedang mengalami kebocoran dan energi kita terkuras untuk sesuatu yang tak berguna. Sebagian orang mungkin menyangkal dan mengatakan bahwa mengingat pengalaman masa lalu bisa membuat kita menjadi lebih bijaksana di masa kini, serta menyiapkan rencana-rencana masa depan akan mengindarkan kita dari kemungkinan yang tidak diharapkan.
Ada benarnya, sih, tapi ada syarat dan kondisi yang berlaku agar pengenangan masa lalu menjadi bahan renungan pembelajaran yang bermanfaat, dan perancangan masa depan menjadi langkah antisipasi yang tak berekses negatif.
Apa S&K-nya?
Sadar saat ini.
Lho, bagaimana bisa sadar pada saat ini ketika kita sedang mengenang masa lalu?
Bisa, kok.,,,
Ketika sedang mengenang masa lalu, tetaplah waspada dan jangan biarkan batin terseret larut ke apa pun emosi serta pemikiran yang muncul saat pengenangan itu. Sebaliknya, SELALU SADAR apa yang sedang kita lakukan: oh saya sedang mengenang kejadian yang lalu, yang dulu bikin saya sakit hati tetapi sebenarnya ada hikmahnya.
Apa hikmahnya? Bla...bla.. . Dan hal yang sama bisa kita terapkan ketika memikirkan angan-angan masa depan, katakan dalam hati: oh, saya sedang mengangankan sesuatu, tetapi angan-angan ini anicca, dukkha, anatta....Belum tentu akan jadi seperti yang saya mau (anicca), pasti akan memerlukan suatu pengupayaan (dukkha), dan yang akan terjadi bukan berada dalam kuasa saya (anatta).
**
Denpasar, 8 Juli 2022
Penulis: Chuang Bali
Penerjemah Buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" (Ajahn Brahm)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H