Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sikat Kilesa Bukan Sembarang Sikat Gigi

29 Juni 2022   05:07 Diperbarui: 29 Juni 2022   07:09 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 pintu indera ini memiliki basis kepekaan untuk objeknya masing-masing. 

  • Kepekaan mata terhadap objek bentuk atau warna 
  • Kepekaan telinga terhadap objek suara 
  • Kepekaan hidung terhadap objek bau 
  • Kepekaan lidah terhadap objek rasa 
  • Kepekaan tubuh terhadap objek sentuhan

Ketika masing-masing dasar/sensibilitas indra bertemu objeknya masing-masing, ia mengirimkan "kesan" ke pikiran, kemudian muncul perasaan yang mengarah ke suka, tidak suka, netral.  

Ketika mata melihat, perasaan muncul; Ini bisa berupa perasaan senang, tidak senang, atau biasa-biasa saja. Ketika perasaan ini muncul, kamma muncul. Jika kesenangan itu baik, itu berarti kusala kamma muncul: karma baik; tetapi jika kesenangan itu tidak baik, maka timbullah akusala kamma, karma buruk.

5 indera kita selalu terbuka dan selalu menggenggam objek; Ini bisa menjadi objek yang menyenangkan, tidak menyenangkan, atau netral. Namun pada kenyataannya benda-benda tersebut bersifat netral.  

Mengapa suatu benda disebut netral?   

Karena ketika mata ini melihat suatu objek, kekesalan muncul, kemarahan muncul, kebencian tidak muncul karena objek; tetapi karena pikiran kita tidak mau menerima keadaan objek yang tidak kita sukai.

Objek yang kita lihat tidak sesuai dengan keinginan kita, tidak dengan cara yang membangkitkan perasaan tidak nyaman; di mana perasaan tidak nyaman menghasilkan kamma. Kamma yang akhirnya kita lakukan membuat kita tetap berada dalam lingkaran samsara; kamma yang kita hasilkan menjadi kilesa, ketidakmurnian.

Indra hanya dapat melihat objek yang "hadir".  

Eyes cannot see objects from the past. Mata tidak dapat melihat benda yang tidak terlihat. Ears can't hear past voices. Telinga tidak dapat mendengar suara yang datang. Ears can only hear sounds that are in their current state. Hal yang sama terjadi dengan indra lainnya:  Hidung hanya bisa mencium masa kini, bukan masa lalu dan masa depan. The tongue cannot enjoy the past or the future. Tubuh hanya dapat merasakan sentuhan saat ini, not the past or the future.  

Oleh karena itu, indra kita ini selalu menangkap objek saat ini; dan ketika pikiran kita dalam keadaan buruk/tidak sehat, maka kemarahan, kebencian, iri hati, kedengkian, dan lain-lain muncul saat panca indera kita menangkap objek tersebut. Anda menyalahkan objek; sedangkan objek itu sendiri adalah objek netral.

Indria kita yang lain yang memiliki kehebatan dibandingkan dengan panca indera yang disebutkan di atas adalah akal atau bisa juga disebut dengan ruh. Pikiran ini dapat menyerap objek masa lalu, masa depan dan masa kini.  Kita dapat membayangkan 20 tahun yang lalu ketika kita terluka; kita bisa membayangkan how will our children be in 10 or 20 years? Bayangkan bagaimana This mind power can take things from the past, present and future.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun