Siapa yang belum pernah main bulu tangkis? Hampir dipastikan semua orang pernah. Minimal sewaktu kecil, walaupun hanya di pelataran rumah. Tidak perlu raket dan kok mahal, cukup gunakan ala kadarnya. Seringkali angin kencang datang. Mengacaukan permainan membuat galau para pemain.
Bulu tangkis adalah salah satu olah raga favorit di Indonesia. Olah raga ini sering kali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Bulu tangkis bisa dimainkan secara tunggal atau ganda. Walau tidak mudah, bulu tangkis sering menjadi pilihan anak muda untuk mengejar prestasi bergengsi.
Tentunya sebelum bermain, kita perlu cari tahu aturan main yang berlaku. Setelah itu pelajari teknik dan strategi yang jitu agar dapat menjadi bintang lapangan.
Aturan permainan dikeluarkan oleh organisasi bulu tangkis dunia atau BWF. cukup detail aturannya. Mulai dari peralatan permainan badminton, raket yang dipakai harus berukuran standar yang ditentukan. Kok yang dipakai harus sesuai dengan berat dan tinggi yang ditentukan. Ukuran lapangan juga perlu sesuai peraturan.
Tidak hanya permainan bulu tangkis, masing-masing aspek kehidupan ada aturan mainnya. Alam semesta punya hukumnya sendiri. Siapapun yang selaras dengan alam semesta akan menjadi pemenang kehidupan. Hidup bahagia dan berkelimpahan.
Kunci hidup berkelimpahan adalah sering berderma. Kemudahan akan menghampiri seseorang bilamana ia mempermudah hidup orang lain.
Seni berderma dapat kita analogikan dengan permainan bulu tangkis. Faktor yang perlu diperhatikan antara lain: pemberi dan penerima derma, barang yang diberikan, sikap saat memberi derma.
Bisa bayangkan apabila salah satu atau kedua pemain tidak memakai pakaian olah raga waktu di lapangan. Misalnya memakai celana jins. Para pemain tidak leluasa mengatur sikap dan posisi yang benar. Akibatnya ayunan raket dari belakang ke depan tidak optimal. Pukulan servis menjadi tidak tepat dan kok bisa nyangkut di net. Pemain tidak leluasa mengejar dan mengembalikan kok. Kemungkinan kaki bisa terkilir atau cidera.
Kondisi ini dapat diumpamakan kualitas moral pemberi dan penerima derma. Hasil pemberian dipengaruhi kualitas kedua belah pihak. Apabila bibit unggul di tanam pada lahan yang subur, panen akan melimpah ruah. Sebaliknya apabila bibit jelek ditanam pada daerah bebatuan, kemungkinan bibitnya mati sebelum tumbuh. Dalam hal ini orang tua merupakan ladang yang subur bagi anak-anaknya. Jasa orang tua tidak pernah akan terbalas.
Pemberi derma harus berupaya agar pemberiannya didapatkan dengan cara benar. Usahakan memberikan derma yang tidak menyebabkan makhluk hidup menderita. Seperti memberikan barang tidak layak, korupsi dan lainnya yang dapat dicela oleh para bijak.