Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nasehat Seorang Peramal yang Menuai Penyesalan

23 Juni 2022   05:46 Diperbarui: 23 Juni 2022   06:00 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasehat Seorang Peramal Kondang yang Menuai Penyesalan (gambar: freepik.com, diolah pribadi)

Apalagi mereka tidak pernah berpikir tentang perpisahan terhadap apa atau siapa pun yang disukai dan disayangi. Ketika mereka bernafsu terhadap apa dan siapa yang disukai dan disayangi, mereka melakukan banyak perbuatan buruk dan menghindari perbuatan baik.

Terlebih lagi mereka tidak pernah berpikir bahwa apapun yang telah mereka lakukan apakah baik atau buruk, itulah yang akan menjadi milik, sebagai pewaris dan pelindung satu-satunya yang dapat diandalkan ketika mereka meninggal. Karena mereka tidak berpikir demikian maka perbuatan buruk menjadi sering dilakukan.

Saat mereka mengunjungi peramal dan bertanya tentang hal-hal tersebut, mereka menjadi terkejut bahwa sebenarnya mereka telah lalai ketika mereka masih muda dan kuat.

Mereka menjadi menyesal mengapa banyak waktu terbuang sia-sia ketika mereka masih muda. Kini mereka sudah tua dan lemah, sulit melakukan segala bentuk kebaikan.

Peramal tersebut mengatakan bahwa dia sendiri dan semua manusia juga akan mengalami kelima hal tersebut makanya dia berusaha banyak berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan dalam hal perbuatan jasmani, ucapan dan pikiran.

Dia mengatakan bahwa dia akan berhenti secepatnya untuk mencari nafkah dari meramal nasib. Berita tersebut melebar dan menyebar dengan cepat bagaikan banjir besar menghabisi seluruh desa pemukiman.

Saat itu dia selalu menasihati para pengunjung untuk selalu merenungkan kelima hal tersebut yang pasti akan dialami semua orang.

Tidak lupa juga dia memberi nasihat untuk mereka agar selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi diri mereka dan orang lain.

Dan tibalah saatnya dia berhenti sebagai peramal dan pergi seorang diri masuk ke hutan menjadi seorang petapa. Kala itu dia sangat disegani dan dihormati oleh penduduk setempat dan dikenal sebagai seorang petapa yang bijaksana.

**

Los Angeles, 23 Juni 2022
Penulis : Willi Andy untuk grup Mettasik di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun