Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perbedaan Tumimbal Lahir dengan Reinkarnasi Menurut Agama Buddha

17 Juni 2022   17:23 Diperbarui: 17 Juni 2022   17:32 5945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses tumimbal lahir dalam Buddhisme yang menganut paham Anatta (tanpa atma/roh yang kekal abadi) dapat disimak dari contoh berikut ini:

  1. Kopi + Air = Kopi Pahit
  2. Kopi Pahit + Gula = Kopi Manis
  3. Kopi Manis + Susu = Kopi Susu

Kopi diibaratkan sebagai bagian dari nama khanda (kelompok batin) yaitu kesadaran yang bertumimbal lahir, sedangkan air adalah pengalaman hidup di kehidupan pertama, gula adalah pengalaman hidup di kehidupan kedua, dan susu adalah pengalaman hidup di kehidupan ketiga.

Dalam agama Buddha, ajaran tumimbal lahir didasarkan pada pencapaian Sang Buddha Gotama sendiri saat purnamasidhi di bulan Waisak. Pada tahun 588 SM. Saat itu beliau dapat melihat kehidupan lampau diriNya, bahkan juga kelahiran lampau mahluk-mahluk lainnya.

Kesadaran penerusan atau Patisandhi Vinnana inilah yang bertumimbal lahir setelah kematian seseorang atau mahluk hidup. Jadi bukan rohnya yang berpindah setelah kematian seperti konsep reinkarnasi.

Kehidupan seseorang tidaklah berakhir dengan kematian.

Sesuai dengan kammanya, setelah meninggal dunia seseorang akan terlahir kembali di salah satu alam kehidupan oleh kekuatan kammanya.

Pembelajaran dari tumimbal lahir inilah yang dapat menjawab mengapa kelahiran dan kehidupan kita berbeda satu dengan lainnya, karena kita mewarisi karma kita sendiri.

Jadi, kalau anda merasa sekarang kurang bahagia, tanamlah benih-benih kebajikan sehingga kelak anda akan menjadi insan yang lebih bahagia di kelahiran berikutnya, bahkan dalam hidup ini pun buah-buah kebahagiaan akan sering anda petik.

Semoga semua mahluk yang berada di seluruh alam semesta hidup berbahagia.

**

Referensi: Satu, Dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun