Penafian
Opini dalam artikel ini meski terinspirasi ajaran Agama Buddha mahzab Theravada adalah murni buah pikir pengarang sendiri yang tidak mewakili organisasi, mahzab atau ajaran manapun.
Iyah, saya menyontek program pemerintah yang mencanangkan tahun 2022 ini sebagai tahun moderasi beragama sebagai judul artikel ini. Karena sifat moderat dalam banyak hal memang tidak saja indah tapi perlu apalagi dalam perjuangan hidup.
Banyak orang tidak menyadari hidup itu penuh perjuangan. Hal ini terjadi bukan semata-mata mereka bodoh atau tidak peduli, tapi memang secara sosio kultural manusia menciptakan budaya yang meminimkan perjuangan.
Tidak seperti binatang, anak manusia tidak dibiarkan tumbuh sendiri, tapi dirawat oleh orang tua, dipenuhi semua kebutuhannya sampai pendidikannya. Malah ada orang tua yang sampai mencarikan jodoh buat anaknya.
Selepas sekolah terjun ke masyarakat, mendapatkan pekerjaan dan bergabung dengan angkatan produktif berkarya, diurus perusahaan. Mendapatkan gaji, fasilitas dan pesangon ketika pensiun.
Jadi hidup buat sebagian orang tidak ubahnya seperti ban berjalan di pabrik-pabrik. Terprogram dari bahan mentah melalui proses demi proses sampai jadi bahan jadi dan terbuang. Saking merasuknya program itu bahkan ketika menderita pun kita berkeras menganggap itu bagian dari programnya.
"Kalau tidak susah bagaimana tahu senang?"
Alhasil masing-masing menghadapinya dengan caranya sendiri-sendiri. Ada yang militan menganggap kesulitan dan penderitaan itu musuh yang harus dihancurkan dengan menghabisi risiko-risiko atau potensi-potensi yang bisa menyebabkan kesulitan itu baik secara fisik maupun mental.
Ada yang memanfaatkan orang-orang sekitarnya untuk menyelesaikan masalah yg dihadapi. Tidak cukup membudidayakan keluarga, lanjut bergabung dengan organisasi-organisasi dengan harapan mendapatkan bantuan ketika kesulitan menghadang. Tidak sedikit yang bingung harus berbuat apa, merasa terjebak tanpa jalan keluar dan berakhir di RS Jiwa.