Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ridwan Kamil, Geraldine Beldi, dan Katannu-Katavedi yang Sering Terlupakan

12 Juni 2022   05:58 Diperbarui: 13 Juni 2022   05:51 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, mettasik, prajna dewi

"Guru juga sudah dibayar lho pakai uang sekolah yang mahal? Dan atasan, atasan yang membimbing kita di tempat kerja, sudah kewajibannya sebagai atasan kan?"

Tidak heran jika sebagian orang memiliki pandangan seperti di atas, karena mereka memiliki pola pikir transaksional.

Apa Itu Pola Pikir Transaksional?

Secara sederhana dapat diartikan sebagai pola pikir yang melihat suatu hubungan sebagai bisnis, hubungan timbal-balik yang penuh perhitungan dan berujung nol. Kamu berikan saya dua, saya kembalikan dua. Selesai.

Bahayanya pola pikir transaksional

  • Tidak punya tabungan kebajikan

Ya, karena semua perhitungan harus impas, berakhir dengan nol. Tentunya tidak ada lagi kebaikan yang disimpan. Kalau kemarin rekan kerja kita memberikan satu bungkus nasi, maka hari ini kita berikan satu bungkus juga.

Apakah nilai satu bungkus nasi yang kita berikan kepadanya kita sama? Belum tentu

Bisa jadi teman kita memberikan didasari perhatiannya yang tulus, kasihan melihat kita sudah lewat jam makan siang masih terus bekerja dan belum sempat istirahat. Sedangkan kita, hanya berpikir ini "membayar" pemberiannya.

  • Kecewa Karena Harapan

Begitu pula saat sudah melakukan sesuatu/memberikan sesuatu, orang dengan pola pikir transaksional akan "mencatat" apa yang dia lakukan dalam daftar piutangnya. Lalu menunggu-nunggu, kapan orang itu membayar kembali.

Jika pemberian yang ditunggu tidak kunjung datang, muncul kecewa, kesal.  Yang pada akhirnya mengurangi manfaat dari kebajikan itu sendiri.

  • Tidak akan pernah bisa menjalankan Katannu-Katavedi.

Jangankan berniat membalas budi baik seseorang, hati yang berterima-kasih pun tentunya tidak dimiliki oleh orang yang pola pikirnya transaksional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun