Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sri, Srikandi Mandiri dan Menginspirasi

11 Juni 2022   12:55 Diperbarui: 11 Juni 2022   13:01 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri, Srikandi Mandiri dan Menginspirasi (gambar: istockphoto.com, diolah pribadi)

"Sri masih lama enggak?" Kami sudah mau berangkat kerja. Pertanyaan yang selalu dilontarkan oleh penghuni rumah vertikal kepada Sri, penyedia jasa kebersihan ketika menunggu konfirmasi kedatangannya untuk bersih-bersih.

Sri hidup dari jasa melayani pelanggan yang tinggal di rumah susun. Sejenis GoClean yang disediakan aplikasi digital. Jasa bersih-bersih rumah. Tetapi ini dari mulut ke mulut saja. Pemilik akan merekomendasikan jasanya kepada orang lain bila dirasa layanan memuaskan.

Dari sanalah ia bisa membeli makan, bayar listrik, hingga menafkahi keluarga yang berada di kampung. Ia tulang punggung keluarga.

Namun Sri terancam kehilangan mata pencaharian sejak pandemi di bulan Maret tahun 2020 belum memperlihatkan kesudahan. Ia harus menyesuaikan diri dengan situasi pandemi.

Bersaing dengan teknologi dan alasan pengaplikasian 5 M (Mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan). Memutus rantai penyebaran Corona sampai PSBB yang diberlakukan berdampak langsung bagi Sri dan Sri-Sri lainnya.

Pelanggan beralih menggunakan jasa elektronik untuk kegiatan bersih-bersih meningkat tajam.  Penggunaan mesin cuci, penyedot debu, robot pembersih lantai menjadi pesaing. Tidak mengomel saat dimarahi. Tidak perlu memandori dan masih banyak alasan lainnya yang berbau higienis.

Sekarang ia harus memutar otak lagi, bagaimana asap dapur tetap mengepul.

Kamma baik berbuah tepat waktunya. Pembicaraan ringan yang terjadi di warung nasi Ria, membuat kehidupan Sri berubah.

"Aduh kenapa si Covid masih betah ya? Panggilan untuk bersih-bersih minim banget. Gimana bisa kirim uang ke kampung? Pusing...!" keluh Sri kepada salah satu pelanggan warung.

"Sama, pengunjung warung juga sepi. Mereka takut kumpul-kumpul. Untungnya pesanan masih bisa dilayani dengan telepon dan pesan masuk," timpal pemilik warung.  

"Bisnis apa ya? Jasa laundry, laku enggak ya? celutuk seorang pelanggan.

"Serius? Mau coba? Orderan dari sini, kamu yang jalanin," ajak pemilik warung.

Sri langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang.

Padahal ia hanya seorang pencuci baju rumahan tanpa dibekali pengetahuan mengelola jasa laundry. Tekad dan niat mematahkan semua pikiran negatif. Bermula dari nol pengetahuan, Sri merangkak menaiki anak tangga.

Sri kuat membawa berkilo-kilo baju cucian mengandalkan sebuah motor bebek setia yang mendampinginya selama bertahun. Pernah ia terlihat membawa 200 kg baju cucian dalam satu kali perjalanan. Luar biasa. Wanita Perkasa.

Ketika orang-orang sedang asyik berjalan di mal, Sri bergelut dengan bau keringat yang menempel di baju para pelanggannya.

Pelanggan dengan mudah menuduh dan mencaci cucian mereka hilang atau sobek karena tidak ditangani dengan benar.

"Mana baju Chanel saya? Kemarin saya laundry, kenapa takada dalam cucian yang dikembalikan ini? Itu baju mahal. Branded. Saya tidak mau tahu. Kamu harus ganti," salah satu pelanggan berprofesi penyanyi memaki-maki.

Padahal dalam syarat dan kondisi sudah tertulis. Barang bermerek sebaiknya dicuci satuan tidak kiloan. Kalau kiloan jasa laundry tidak memperhatikan jenis per jenis nya. Sedangkan kalau satuan jelas tertulis jenis yang dicuci.

Sri hanya tersenyum dan berupaya mengingat dan bertanya kepada karyawan yang mengambilnya. Pelanggan adalah Raja. Itu ungkapan yang kerap membuat pengguna jasa bertindak semena-mena.

Beberapa hari kemudian, diketahui oleh karyawan Sri, baju Chanel si biang perselisihan sedang dipakai oleh teman pelanggan tersebut.

Tanpa bersalah, ataupun mengucapkan kata maaf. Pelanggan itu hanya mengatakan "lupa" ternyata dipinjam kawan, belum dicuci dan berlalu. Namanya juga lupa, wajar menurutnya.

Sri adalah salah satu srikandi yang patut diacungkan jempol. Berawal dari sebuah mesin cuci, dengan viriya (semangat) juang yang tinggi saat ini ia sudah memiliki beberapa buah mesin cuci yang membantunya memperoleh omzet dua digit setiap bulannya. Memiliki beberapa karyawan dan berhasil membangun rumah beton bertingkat untuk keluarga besarnya di kampung halaman.

Ia berjuang mendapatkan berkah utama diantaranya sabar, bekerja tanpa cela dan menyokong sanak keluarga.

Semoga cerita Sri menginspirasi kita untuk terus berjuang mendapatkan berkah utama yang diajarkan guru Agung Buddha.

**

Jakarta, 11 Juni 2022
Penulis: Iing Felicia untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik, iing felicia
dokpri, mettasik, iing felicia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun