Mengetahui sebenarnya juga aktivitas pikiran. Aktivitas pikiran digambarkan seperti batang pisang. Batang pisang berlapis-lapis, jika di lepas satu per satu, sampai bagian tengahnya, tidak ada inti apapun. Aktivitas pikiran juga berlapis-lapis yang tidak ada intinya.
Sehingga ketika semakin dalam kesadaran mengetahui, akhirnya kesadaran melihat kesadaran itu sendiri. Ketika kesadaran melihat kesadaran itu sendiri, maka perbedaan antara kesadaran dan aktivitas pikiran semakin jelas. Antara kesadaran dan aktivitas pikiran seperti berlomba satu dengan lainnya.
Sulit ditanggung
Dalam satu saat hanya ada satu, maka ketika ada kesadaran melihat aktivitas pikiran, aktivitas pikiran lenyap, demikian sebaliknya.
Ketika "ingin" mengetahui adanya kesadaran, maka kesadaran lenyap. Karena "ingin" adalah aktivitas pikiran. Atau karena ada "keinginan" yang lainnya, maka kesadaran lenyap. "Keinginan" digambarkan sebagai mengejar kesana kemari dengan penuh gairah. Ketika "keinginan" muncul, akan terus mengejar "keinginan" lainnya, seperti sebuah reaksi yang berantai. Keinginan yang berulang-ulang akhirnya menjadi kemelekatan.
Demikianlah kesadaran dan aktivitas pikiran terus menerus seperti berlomba, kondisi demikian adalah sesuatu yang sulit ditanggung. Kata yang mewakili sesuatu yang sulit ditanggung adalah dukkha. Sedangkan yang mudah ditanggung adalah sukkha.
Kenyataan bahwa ada sesuatu yang sulit ditanggung terus menerus, bukti adanya dukkha.
Sesuatu yang sulit ditanggung ini, akibat adanya "keinginan", asal muasal dari dukkha adalah "keinginan".
Jika keinginan tersebut lenyap, maka terbebas dari "dukkha"
Ada cara untuk membebaskan diri dari dukkha, cara yang telah dicari dan ditemukan oleh Siddhartha Gautama, yang beliau sebut sebagai sebagai Jalan Tengah (Majjhima Patipada).
Ketika Siddhartha Gautama menyempurnakan cara ini beliau mengatakan batinnya sudah terbebas. Selanjutnya beliau disebut sebagai Buddha, yang sadar. Pada saat itu tepat pada bulan purnama di bulan Waisak.
Siapapun yang mampu mencapai hal ini juga disebut sebagai yang sadar, Buddha. Mindful Lifestyle 100%