Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengelana Kehidupan Mencari Nibbana

9 Juni 2022   17:53 Diperbarui: 9 Juni 2022   19:22 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengelana Kehidupan Mencari Nibbana (gambar: medium.com, diolah pribadi)

Berjalan jauh hingga kini, dalam segara derita menerpa. Suka-duka datang silih berganti. Entah sampai kapan nanti

Roda samsara terus, terus, dan terus berputar. Karena Avijja, Tanha, dan Moha. Tergiur kemelekatan nafsu keinginan yang kuat, hingga lahir, lahir, dan lahir kembali.

Kelahiran diiringi tangisan, meninggal pun ditangisi. Lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun tidak membawa pulang. Tidak ada yang dibawa, kecuali Karma baik dan buruk.

Ketika kehidupan datang menjelang, miris, khawatir masa depan. Yang lampau jadi peringatan, masa kini adalah kenyataan. Sedangkan masa depan belum kelihatan.

Maka demi uang mengorbankan kesehatan. Demi kesehatan kita mengorbankan uang.

Congkak, tamak, benci adalah ilusi yang seolah-olah tidak akan mati. Jangan kita berbuat jahat dengan pikiran, kata, perbuatan. Karena Tanha sumbernya derita. Jalankan Sila, Samadhi, dan Panna. Bersihkan pikiran, batin, wacana, dan perilaku.

Ingat kawan kegiuran, piti, kenikmatan yang dialami, membuat segalanya lupa diri. Karena nikmat membawa sengsara. Samsara dalam alam derita.

Kini rakit-takutmu telah kupatahkan, untuk tujuan yang akan kucapai.

Janganlah melekat pada Dukkha. Karena lahir, tua, sakit, dan mati adalah penderitaan. Berulang-ulang dalam hulu lalang yang tiada henti.

Sadarlah, adanya Dukkha, asal mula Dukkha, akhir Dukkha, dan jalan menuju lenyapnya Dukkha.

Realitas adalah apa yang dibabarkan oleh Hyang Buddha. Dhamma adalah apa adanya. Bukan Dukkha, bukan pula Sukkha

Atthaloka Dhamma, delapan kondisi duniawi yang mengantarkan pesan kepada kita untuk mulai menata.

Singkirkan ikatan-ikatan bila ingin mengurangi, melepas, dan bebas total dari derita. Milikilah tekad kuat untuk beradhitana, mencapai jalan suci yang harus dilalui. Hingga akhirnya tercapai tujuan akhir Nibbana tanpa sisa.

Sadhu. (STD).

**

Tangerang, 9 Juni 2022
Penulis: Setia Darma untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, setia darma, mettasik
dokpri, setia darma, mettasik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun