Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Perjalanan: Merajut Kasih di Gunung Kelir

25 Mei 2022   06:41 Diperbarui: 26 Mei 2022   04:01 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi, Pamit  Pada "Ibu" di hari Terakhir

Ya, kebersamaan yang singkat, ternyata mampu menumbuhkan rasa sayang di hati keluarga angkat ini kepada para siswa, begitu pula sebaliknya. Seorang siswa bercerita, "Ibu" nya mencarinya dan memanggil pulang saat dia keasyikan bermain bersama teman yang lain hingga menjelang maghrib. 

Di hari terakhir, saat berpamitan, banjir air mata sudah pasti terjadi, baik siswa maupun keluarga angkatnya saling berpelukan dan berjanji untuk tetap saling memberi kabar. Janji ini dipenuhi, bahkan bebrapa siswa ada yang  menitipkan oleh-oleh untuk keluarga angkatnya di desa kepada siswa lain (adik kelasnya) yang mengunjungi desa pada program Live-in selanjutnya.

Tidak lupa "Ibu" nya memberikan oleh-oleh "Klethik", cemilan seperti keripik yang terbuat dari singkong. Juga gula merah mereka yang sangat harum.

Dok Pribadi, Pamit  Pada
Dok Pribadi, Pamit  Pada "Ibu" di hari Terakhir

Kilas Balik.

Saat awal meluncurkan program ini di tahun 2012, saya sempat ragu, khawatir orang tua siswa keberatan anaknya diajak tinggal di desa yang masih sederhana. Namun saya sampaikan beberapa hal yang menjadi tujuan diadakannya program Live-in, yaitu;

Mengajarkan siswa makna kerja keras dan hidup sederhana

Sejak subuh, penduduk desa sibuk beraktivitas. Hari diisi dengan bekerja dan bekerja. Penduduk desa hidup dalam kesederhanaan dan bahkan ada yang berkekurangan. Itu bukan karena mereka malas namun memang kondisi yang ada dan lapangan pekerjaan yang tersedia membuat mereka hidup dalam keterbatasan.

Siswa diajarkan bersyukur atas apa yang mereka miliki

Kehidupan di kota penuh dengan fasilitas dan kemudahan. Alat masak modern, sarana transportasi yang lengkap, fasilitas internet yang cepat, dan listrik yang menyala terang di mana-mana. Berbeda jauh dengan kondisi di desa, yang untuk memasak pun harus mengambil kayu yang dipanggul berkilo-kilo meter.

Bersyukur dari awal diselenggarakan, hampir semua orang tua siswa mendukung kegiatan ini. Beberapa bahkan memberikan info bahwa anaknya menjadi lebih peduli dan mau membantu pekerjaan rumah sejak mengikuti program Live-in.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun